Starjogja.com, Jogja – Menjaga kesehatan memang sangat penting, sehingga kondisi tubuh akan selalu fit untuk beraktifitas dan semua organ tubuh bisa berfungsi normal. Jantung merupakan salah satu organ penting pada manusia. Survei dari Sample Regristration System (SRS) 2014 di Indonesia menunjukkan, penyakit jantung kororner menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013, penyebab tertinggi dari munculnya penyakit jantung koroner ini adalah penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung.
Berikut ini adalah lima faktor tak terduga penyebab penyakit jantung, yang dilansir dari Kompas.com, (6/2/18).
1. Kurang tidur
Saat kita beristirahat, tubuh bekerja keras untuk memperbaiki DNA, menambah kadar vitamin, dan menghasilkan antioksidan.
Riset telah membuktikan, mereka yang memiliki gaya hidup sehat – seperti olahraga, mengonsumsi makanan bergizi, tidak merokok dan mengonsumsi alkohol – 67 persen lebih rendah untuk terhindari dari penyakit jantung.
Periset juga menemukan fakta, mereka yang tidur dengan intensitas yang cukup -7-8 jam dalam semalam, 83 persen lebih rendah untuk terhindar dari penyakit jantung.
Riset tersebut dilakukan dengan mengamati 1.500 orang selama 14 tahun. Terbukti, bahwa tidur merupakan istirahat terbaik, dan para ahli pun sepakat untuk menjadikan tidur sebagai prioritas demi kesehatan.
2. Kurang berbahagia
Para ilmuwan telah meminta sekelompok orang dengan risiko penyakit jantung untuk menyelesaikan tes yang mengukur kesejahteraan, optimisme, dan kepuasan hidup.
Setelah meneliti peserta tersebut selama 25 tahun, para periset menemukan fakta, orang yang paling bahagia dan paling optimistis hanya memiliki sepertiga risiko penyakit jantung daripada peserta lainnya.
Bahkan, peserta dengan risiko penyakit jantung tertinggi pun berhasil memotong separuh dari risiko penyakit jantung saat merasakan kebahagaiaan dan optimisme.
3. Terlalu banyak terpapar polusi udara
Para ilmuwan di Vancouver, British Columbia, menemukan fakta, peningkatan polusi lalu lintas dan kebisingan mengakibatkan peningkatan jumlah kematian karena penyakit jantung, sebanyak enam persen selama hampir sepuluh tahun.
Ketika pabrik di Beijing tutup selama dua bulan, – saat Olimpiade 2008, untuk memperbaiki kualitas udara, warga negara China mengalami peningkatan tekanan darah dan kesehatan arteri yang lebih baik.
Jadi, agar kita terhindar dari risiko penyakit jantung, hindarilah asap rokok, jauhkan diri dari asap kendaraan bermotor saat berada di luar, dan hindari situasi di mana kualitas udara buruk, seperti memanggang di dalam rumah.
4. Terlalu banyak terpapar racun logam berat
Sebanyak tiga perempat orang memiliki kadar bahan kimia tingkat tinggi dalam darah seperti timbal, merkuri dan kadmium, yang dapat meracuni enzim yang berfungsi dalam proses penyembuhan.
Para ilmuwan melakukan riset dengan meneliti lebih dari 1.400 penderita serangan jantung.
Peserta dalam riset terbagi menjadi dua, di mana peserta pada kelompok pertama menerima infus mingguan dengan obat yang mampu menghilangkan logam berat atau terapi khelasi.
Sementara itu, peserta pada kelompok kedua menerima obat plasebo atau “obat palsu” tanpa khasiat apapun selama 30 minggu.
Hasilnya, peserta pada kelompok pertama, terutama penderita diabetes, mengalami lebih sedikit serangan jantung.
Penelitian ini memang masih membutuhkan riset yang lebih mendalam. Namun untuk menghindarinya, kita sebaiknya mulai menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan organik.
Kita juga bisa menggunakan produk pembersih ramah lingkungan, dan menyaring air keran.
Makanlah makanan yang mengandung sayur mayur, terutama sayuran berdaun hijau gelap, yang berkhasiat membantu jantung membuang racun logam ini.
5. Stres
Terlalu stres dapat meningkatkan kortisol dan adrenalin yang membuat gula darah naik dan pembuluh darah mengeras.
Untuk melihat efek stres ini, periset meneliti 21 orang dengan penyakit jantung dan memberi pelatihan tentang kesehatan jantung.
Periset juga memberi petunjuk cara bermeditasi terkait hal ini.
Setelah lima tahun, mereka yang melakukan meditasi mengalami penurunan risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian, hingga 50 persen dalam serangan jantung.
(Am)
Comments