STARJOGJA.COM,JOGJA – Inilah sosok Maestro Tari asal Yogyakarta.Lebih akrab dipanggil dengan sebutan “Rama Sas”. Namanya sudah tidak asing lagi di telinga para seniman tari khususnya, maupun masyarakat Yogyakarta pada umumnya.
Ia dikenal sebagai penari, guru dan koreografer, bahkan dijuluki sebagai satu-satunya empu tari yang ada pada masa sekarang dalam melestarikan dan mengembangkan tari Jawa gaya Yogyakarta.
Romo Sas Lahir di Yogyakarta pada tanggal 9 April 1929 dengan nama Soemardjono.Ia lahir dari pasangan Raden Bekel Mangoen Soerowibowo, seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan Suyatimah.Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar Kanisius di Mangkukusuman pada tahun 1941 ia meneruskan di SMP Nasional namun tidak sampai tamat.
Rama Sas mulai mengenal dunia tari sejak berusia 7 tahun dan mulai magang menjadi penari keraton pada usia 13 tahun, tepatnya pada tahun 1942.Sejak saat itulah ia memulai kiprahnya di dunia tari. Lewat didikan Guru tari dari keraton Yogyakarta R. Atmasemedi, GBPH Pujakusuma, dan KRT Purbaningrat,ia tumbuh menjadi seniman yang luar biasa.
Pentas perdananya, sebagai penari putri dalam wayang wong di Keraton Yogyakarta. Meskipun hanya berbekal pendidikan SD, namun wawasannya yang luas dan tekadnya untuk memelihara warisan budaya masa lalu ia lakukan dengan mengolah format tari, kemudian dikembangkannya serta mewariskannya pada generasi baru melalui organisasi budaya yang dipimpinnya. Organisasi tersebut adalah Perkumpulan Tari Klasik Mardawa Budaya dan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta.
Ratusan tari telah disusunnya,bahkan Keraton Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa selalu meminta Rama Sas untuk menata tari jika ada keperluan di keraton, baik yang sifatnya ceremonial atau hanya bersifat hiburan saja.
Ia meninggal pada tahun 1996.Keberhasilannya dalam menekuni dunia tari telah mengantarnya menerima penghargaan seni dari pemerintah DIY, pemerintah pusat, Keraton Yogyakarta dan bahkan dari Lembaga Kebudayaan Amerika serta puluhan pengahargaan dari berbagai instansi.(DEN- DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER)
Comments