STARJOGJA.COM,JOGJA – Penataan kawasan Pinggiran Kali Code tak lepas dari kiprah sosok yang satu ini.Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr atau akrab dipanggil dengan nama Romo Mangun.
Ia adalah rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela wong cilik. Sebagai penulis, Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar. Beberapa penghargaan diraihnya dalam kiprahnya sebagai penulis.
Di bidang arsitektur, Romo Mangun juga kerap dijuluki sebagai bapak arsitektur modern Indonesia. Salah satu penghargaan yang pernah diterimanya adalah Penghargaan Aga Khan untuk Arsitektur, yang merupakan penghargaan tertinggi karya arsitektural di dunia berkembang, untuk rancangan pemukiman di tepi Kali Code. Ia juga menerima The Ruth and Ralph Erskine Fellowship pada tahun 1995, sebagai bukti dari dedikasinya terhadap wong cilik.
Kekecewaan Romo terhadap sistem pendidikan di Indonesia menimbulkan gagasan-gagasan di benaknya. Dia lalu membangun Yayasan Dinamika Edukasi Dasar.Sebelumnya, Romo membangun gagasan SD yang eksploratif pada penduduk korban proyek pembangunan waduk Kedung Ombo, Jawa Tengah, serta penduduk miskin di pinggiran Kali Code, Yogyakarta.
Perjuangannya dalam membela kaum miskin, tertindas dan terpinggirkan oleh politik dan kepentingan para pejabat dengan “jeritan suara hati nurani” menjadikan dirinya beroposisi selama masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Rama Mangun meninggal pada hari Rabu, 10 Februari 1999 di Rumah Sakit St. Carolus-Jakarta, setelah terkena serangan jantung saat berbicara di Hotel Le Meridien- Jakarta. Ia dimakamkan di makam Komplek Seminari Kentungan, Yogyakarta.(DEN)
Comments