STARJOGJA.COM, JOGJA – Dalam rangka memperkuat koordinasi dan kerjasama di antara instansi yang terlibat dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dan Kota/Kabupaten, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan capacity building bagi anggota TPID Se-DIY dan Satgas Pangan pada tanggal 19-20 Februari 2018 di Solo.
Kegiatan capacity building yang diselenggarakan selama 2 (dua) hari tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan menyamakan pemahaman mengenai inflasi dan upaya-upaya pengendaliannya.Kegiatan ini juga diharapkan meningkatkan pemahaman mengenai manfaat pengendalian inflasi bagi kesejahteraan masyarakat dan pelaku usaha, serta menumbuhkan ide-ide inovasi dalam pengendalian inflasi yang sesuai dengan permasalahan dan kondisi inflasi DIY.
Setiap pihak yang terlibat dalam pengendalian inflasi di DIY perlu memahami konsep inflasi secara memadai karena inflasi memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian dan dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli, memperlebar kesenjangan pendapatan, menghambat investasi produktif, mengurangi kemampuan masyarakat untuk menabung, dan menurunkan daya saing.
Oleh karena itu, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai inflasi kepada anggota TPID DIY dan Satgas Pangan, berbagai pihak diundang sebagai narasumber yaitu Bp. JB Priyono-Kepala BPS DIY, Bp. Miftahul Ulum-Kepala Bulog Divre DIY, Bp. Gatot Agus Budi Utomo-Kepala Satgas Pangan Polda DIY, dan Bp. Trisaktiyana-Kepala Disperindag Pemprov DIY. Adapun narasumber dari Bank Indonesia DIY yakni Ibu Sri Fitriani-Deputi Kepala Perwakilan.
Pada hari pertama, Deputi Kepala Perwakilan BI DIY menyampaikan materi mengenai konsep inflasi dalam perekonomian yang meliputi definisi inflasi, faktor-faktor yang memengaruhi inflasi, dampak inflasi pada perekonomian, upaya-upaya pengendalian inflasi, dan entitas-entitas yang terlibat dalam pengendalian inflasi. Adapun Kepala BPS menyampaikan materi mengenai metode penghitungan inflasi, komoditas-komoditas yang diperhitungkan dalam inflasi, dan survei yang dilakukan untuk penghitungan inflasi. Sementara Kepala Bulog menyampaikan materi mengenai peran dan fungsi Perum Bulog dalam mewujudkan ketahanan pangan, mekanisme pelaksanaan stabilisasi harga pangan, dan efektivitas operasi pasar.
Pada hari kedua, Kepala Disperindag Pemprov DIY menyampaikan materi mengenai ketentuan terkini dari Kementerian Perdagangan antara lain mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET), Operasi Pasar (OP), ekspor dan impor bahan pangan, dan kebijakan mengenai subsidi, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Sementara Kepala Satgas Pangan Polda DIY menyampaikan materi mengenai mandat dan mekanisme Satgas Pangan dalam melakukan pengendalian harga pangan.
Upaya pengendalian inflasi membutuhkan kepekaan dan kecepatan dalam memberikan respon terhadap perubahan harga yang terjadi. Kepekaan itu akan semakin terasah seiring dengan peningkatan pemahaman terhadap inflasi dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Oleh karena itu, pasca mengikuti kegiatan capacity building setiap anggota TPID DIY diharapkan mampu mencermati kondisi-kondisi khusus diluar periode Hari Raya Keagamaan dan Hari Besar Nasional yang sudah secara rutin dipantau melalui program pengendalian inflasi.
Anggota TPID DIY perlu terus meningkatkan kewaspadaan dalam pengendalian inflasi 2018, terlebih target inflasi nasional tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 3,5±1%. Untuk dapat lebih menjaga pencapaian target nasional, perlu diupayakan agar inflasi DIY 2018 dapat terkendali dalam kisaran 3,3±1%, dengan pertimbangan rata-rata inflasi DIY dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang cukup rendah. (DEN)
Comments