Starjogja.com, Jogja – Perkembangan duni tekhnologi tak terbendung lagi. Kecerdasan buatan tak hanya dimanfaatkan untuk menambah kecanggihan smartphone. Di dunia medis, teknologi yang disebut artificial intelligence (AI) itu bisa juga dimanfaatkan sebagai pendeteksi penyakit jantung.
Melansir Detik.com, Rabu (21/02), peneliti dari Google dan divisi pengembangan teknologi medisnya, Verily, menemukan cara baru untuk mengukur risiko penyakit jantung seseorang melalui kecerdasan buatan. Cara untuk mendeteksinya yakni melalui pemindaian mata pasien.
Kecerdasan buatan yang dipakai, diklaim mampu menyimpulkan data termasuk usia pasien, tekanan darahnya, hingga mengetahui apakah pasien merupakan perokok atau bukan. Data ini bisa dijadikan acuan guna memprediksi risiko sang pasien terhadap serangan jantung.
Dengan adanya kecerdasan buatan ini, seorang dokter akan lebih mudah dan cepat dalam menganalisa risiko penyakit kardiovaskular karena tak memerlukan tes darah.
Luke Oakden-Ryner, peneliti di Universitas Adelaide mengatakan, cara kerja kecerdasan buatan itu cukup lengkap dan menunjukkan bahwa teknologi itu bisa meningkatkan peralatan diagnosis yang ada saat ini.
Kecerdasan buatan Google itu dilatih dengan menggunakan machine learning yang digunakan untuk menganalisa data medis dari 30.0000 pasien. Informasi yang dipelajarinya yakni hasil pemindaian mata dan catatan medis umum lainnya.
Untuk mengumpulkan data, digunakan pula teknologi neural network guna mempelajari dan menghubungkan tanda-tanda pada pemindaian mata yang dibutuhkan untuk memprediksi penyakit kardiovaskular.
Saat diuji coba, teknologi ini mampu membedakan dua pasien yang memiliki penyakit jantung dan yang tak memiliki penyakit jantung dengan persentase 70%. Hasil ini tak berbeda jauh dari metode SCORE yang digunakan saat ini dengan persentase 72%.
(Am)
Comments