STARJOGJA.COM, SLEMAN – Jalan Gito-Gati menjadi nama jalan yang menghubungkan perempatan Denggung dengan perempatan Grojogan, Pandowoharjo, Sleman. Nama tersebut diambil dari nama seniman serba bisa kebanggan warga Sleman, Gito-Gati. Seniman saudara kembar ini tinggal di Dukuh Pajangan, Pandowoharjo.
Di mata masyarakat Sleman, Gito-Gati bukan sekadar seniman biasa. Keduanya adalah legenda, tokoh dan panutan masyarakat. Lewat guyonan khas saat main kethoptrak dan mendalang, keduanya selalu menghadirkan suasana meriah.
Keduanya juga berjasa mengharumkan nama Sleman di tingkat nasional. Maklum, duo ini kerap ditanggap mentas di berbagai daerah. Saking larisnya, konon mereka tak banyak waktu di rumah karena sibuk mentas.
Di luar kesenian, Mbah Gati juga menjabat sebagai Kepala Dukuh Pajangan. Selama menjabat ia dikenal dekat dengan warga. Sifatnya yang entengan selalu memberi inspirasi warga untuk saling gotong royong dan peduli dengan tetangga.
Seperti pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Ki Bayu adalah putra Mbah Gati yang kini meneruskan perjuangan sang ayah sebagai dalang wayang kulit. Adapun sang kakak, Basuki Supriyatman dikenal aktif di dunia seni tradisional.
Sedangkan dua putra Mbah Gito, Suwondo dan Bambang juga bukan nama asing di dunia pertunjukan kethoprak dan wayang kulit. Suwondo meneruskan perjuangan sang ayah sebagai dalang, sementara Bambang atau yang ngetop disapa Bambang Rabies populer dengan banyolannya yang khas dengan mimik wajah yang lucu.(DEN)
Comments