STARJOGJA.COM.LIFESTYLE – Menurut riset, bersalaman bisa mentransfer bakteri lebih banyak. Penyebaran bakteri melalui tangan ini bisa membahayakan kesehatan individu, terutama pada masa ketika penyakit flu berkembang.
Para peneliti pun menyarankan bentuk memberi salam lain yang lebih aman. Para peneliti dari Aberystwyth University, Wales, melakukan eksperimen dengan berjabat tangan mengg unakan sarung tangan karet yang dilumuri lapisan berisi bakteri E. coli.
Mereka lalu melakukan berbagai bentuk salam, dari berjabat tangan, menempelkan kepalan tangan (fist bump), hingga melakukan tepukan singkat telapak tangan atau tos (high five).
Laporan yang dimuat dalam American Journal of Infection Control menyebut bakteri yang berpindah saat berjabat tangan bisa 10 kali lebih banyak ketimbang fist bump. Sedangkan kadar penyebaran bakteri saat melakukan tos cuma separuh dari bersalaman. Perpindahan bakteri akibat berjabat tangan erat bahkan dua kali lebih banyak dari bersalaman biasa.
Area kontak yang lebih kecil dan pendeknya durasi bersentuhan antartangan dinilai mengurangi perpindahan bakteri.
Dave Whitworth, peneliti dan pengajar senior di Aberystwyth University, mengatakan riset tersebut mungkin terdengar aneh, tapi ada pesan penting di dalamnya.
“Saat terjadi pandemi flu atau ketika berada di rumah sakit, Anda mungkin akan berpikir ulang untuk berjabat tangan,” kata Whitworth seperti ditulis laman Telegraph.
Fist bump dan high five bisa menjadi alternatif dalam memberi salam. Namun Whitworth sadar bahwa cukup sulit mengganti tradisi jabat tangan dengan fist bump atau high five karena norma sosial. Tidak menjabat tangan orang yang menawarkan untuk bersalaman bisa dinilai tidak sopan.
“Generasi muda sudah mengenal fist bump. Jadi masalahnya ada pada generasi tua dan upaya menjaga tradisi bersalaman,” katanya.
Peter Hoffman, pakar pengendalian infeksi dari Public Health England, mengatakan fist bump bisa menjadi cara sederhana untuk menghindari penyebaran kuman dari tangan ke tangan. Namun Hoffman mengatakan mencuci tangan bisa mengurangi penyebaran kuman.
“Jika mencuci tangan hingga bersih setelah dari toilet, penyebaran kuman bisa ditekan dan risiko sakit juga menurun,” katanya.
Menurut Hoffman, cara terbaik untuk mengurangi penyebaran kuman saat memberi salam adalah dengan meniru apa yang dilakukan orang di era Victoria.
“Di masa itu, ketika bertemu orang cukup dengan membungkuk pada jarak tertentu, tak perlu khawatir terpapar kuman dari orang lain,” katanya.
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Comments