Starjogja.com, Jogja – Angin puting beliung melanda sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan menghancurkan sejumlah rumah penduduk dan bangunan lainnya pada Selasa (24/4). Angin tersebut muncul karena adanya peralihan musim.
“Saat ini Yogyakarta sedang ada pada masa transisi atau pada masa peralihan musim penghujan ke musim kemarau. Pada masa transisi ini, memang potensi cuaca ekstrem itu cukup besar untuk wilayah Yogyakarta,” ujar Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIY Sigit Hadi Prakosa dilasir dari Detik.com, Rabu (25/4).
Sigit menjelaskan, sirkulasi angin yang semula horizontal berubah menjadi vertikal. Pola sirkulasi dari bawah ke atas itu lah yang membuat benda-benda di sekeliling angin tersebut terangkat dan hancur.
“Pola sirkulasi yang dari bawah ke atas secara memutar ini akan mengangkat benda-benda yang ada di sekeliling awan Kumolo Nimbus tadi. Sehingga dampak yang dirasakan adalah terangkatnya atap-atap bangunan kemudian juga beberapa pohon akan tumbang karena terhisap ke atas,” paparnya.
Sigit kemudian memperkirakan kekuatan dari angin puting beliung itu lebih dari 64 kilometer per jam. (AM)
Comments