Starjogja.com – Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) justru membaik ditengah melemahnya nilai tukar rupiah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Bank Indonesia menyatakan pada Triwulan I tahun ini pertumbuhan ekonominya mencapai 5,36 year on year (YOY).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan kondisi ini membuat optimismepertumbuhan ekonomi di negeri mataram ini tetap terjaga.
“Kita lebih baik dari nasional 0,30% lebih tinggi dari nasional. DIY spending APBD sudah mulai digunakan juga,” katanya di hotel Phoenix Yogya Senin (21/5/2018).
Budi mengatakan kondisi ini berebda dengan tahun sebelumnya yang menunjukkan tren menurun di triwulan pertama. Ditambah lagi dengan penurunan inflasi juga terjadi di DIY.
“Infalsi turun 3,11%. Kinerja perbankan cukup bagus meskipun kredit juga sedang mengalami perlambatan. Karena mungkin kan mereka yang mulai bisnis. Inflasi terjaga Januari – April 0,70%,” kata Budi.
Menurutnya pertumbuhan ekonomi ini lebih banyak didukung oleh peningkatan konsumsi sektor swasta sebesar 72 %. Ditambah kenaikan investasi sebesar 15% dimana porsi investasi dibanding dengan konsumsi sekitar 28 %.
“Sektor pengolahan makanan dan minuman seperti kuliner-kuliner ini menjadi penyokong yang cukup besar pertumbuhan ekonomi di DIY, pertanian, akomodasi yang buat ekonomi naik,” katanya.
Budi mengatakan beberapa faktor yang membuat ekonomi DIY akan semakin membaik dari seperti dari segi infrastruktur. Ada 6 program infrastruktur itu program JJLS, Airport City, Transportasi, PAM, Listrik dan JOgja Outer Ringroad.
(BY|Starjogja.com)
Comments