Starjogja.com, Jogja – Pada tubuh yang banyak mengandung racun akan berakibat pada daya tahan tubuh yang menurun dan seseorang bisa kerap jatuh sakit. Untuk itu perlu adanya detoksifikasi untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Bulan puasa selain beribadah ternyata bisa dimanfaatkan sebagai cara alternatif untuk membuang racun yang menumpuk dalam tubuh.
Menurut ahli penyakit dalam, dr. Yongki Warigit DA, SpPD, Mkes, dikutip dari Kompas.com pada Rabu (23/5/2018), puasa mampu meningkatkan proses detoksifikasi alami pada tubuh, termasuk membersihkan kulit.
Inilah yang membuat banyak pakar kesehatan percaya jika puasa memiliki efek yang bagus untuk kesehatan. Yongki juga mengiyakan jika puasa mampu memperpanjang usia. Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, energi yang tak terpakai saat puasa bisa dipakai untuk pembakaran lemak. Dengan cara ini, otomatis kandungan lemak dalam tubuh menjadi normal dan metabolisme berjalan maksimal. Inilah yang membuat angka harapan hidup meningkat.
“Lemak yang berlebih dalam tubuh bisa menjadi penyebab datangnya berbagai penyakit, seperti penyakit kardiovaskuler,” paparnya. Menurut Yongki, puasa juga bisa meringankan penyakit asma dan autoimun. “Ini sudah ada penelitiannya. Pasien asma gejala alerginya bisa membaik dengan puasa,” ucapnya. “Bahkan, pada pasien penyakit autoimun, dia juga bisa mengalami semacam perbaikan,” tambahnya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar bagi orang yang berpuasa tidak ‘balas dendam’ ketika buka puasa.
Mengonsumsi makanan terlalu banyak saat berbuka juga bisa merusak fungsi detoksifikasi tubuh. Kerja pencernaan yang berat inilah, kata Yongki, bisa membuat fungsi detoks yang telah maksimal kembali menurun. Minum air putih, lanjut Yongki, adalah cara terbaik untuk menahan nafsu makan berlebih ketika waktu berbuka tiba.
(AM|Sumber: Kompas)
Comments