STARJOGJA.COM, JOGJA – Tiga mahasiswa Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil menciptakan skuter ajaib tanam benih yang ergonomis dan inovatif. Alat itu memudahkan para petani untuk melakukan berbagai macam tanam benih, dengan melubangi tanah menebar benih dan menutupnya dengan tanah.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Adinda Khairunnisa mahasiswa angkatan 2016 asal Tasikmalaya, Muhammad Iqbal Sabit asal Bengkulu angkatan 2015 dan Reno Dias Anggara angkatan 2015. Alat tersebut menyerupai skuter menggunakan stir sepeda. Tumpuan utama berdiri menggunakan empat roda, terdiri atas dua roda belakang dengan diameter kecil dan dua di depan diameter lebih lebar.
Antar kedua jenis roda itu kemudian dihubungkan rangka besi yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Kemudian tiang besi tertanam di bagian tengah rangka sebagai penyangga stir. Di tengah penyangga stir tersebut ada paralon besar sebagai tempat menyimpan benih tanaman yang di bawahnya ada besi penutup semi otomatis untuk menjatuhkan benih. Tutup itu terhubung dengan pedal rem pada kanan stir.
“Kalau direm nanti tutup bagian bawah akan membuka, lalu benih di dalam peralon turun ke dalam lubang tanah. Di peralon sudah ada ukuran seperti kran, misal sekali rem mau berapa biji yang dikeluarkan,” terang Muhammad Iqbal Sabut, Rabu (30/5/2018).
Adinda menambahkan, untuk membuat lubang tersebut bagian depan bawah peralon terdapat besi tajam untuk melubangi tanah, dimana setiap skuter berjalan dapat menghasilkan lubang secara terus menerus. Kemudian bagian belakang bawah peralon terdapat besi pipih menyerupai cangkul yang berfungsi menutup tanah berlubang itu setiap kali berjalan.
“Tinggal jalan, tanah berlubang sendiri, begitu direm, benih turun masuk ke lubang, jalan lagi lubang langsung tertutup,” kata dia.
Ia mengatakan, ide itu berawal ketika melihat banyak petani yang harus bekerja tiga kali dalam menanam benih. Mulai dari menggali tanah, menaruh bibit sekaligus mengatur jarak tanam dan menutup galian tanah. Tetapi dengan alat yang diberinama Go-win itu tiga pekerjaan tersebut dapat dilakukan petani hanya dengan sekali jalan.
“Pengatur jarak juga sudah ada alat digitalnya, di bagian kiri stir akan terlihat berapa meter berjalan, kalau mau jarak tiga meter berarti harus mengerem setiap kelipatan tiga,” lanjutnya.
Ketiga mahasiswa ini membuat produk tersebut sejak November 2017 silam. Adapun biaya yang dihabiskan untuk satu skuter mencapai Rp2 5 juta, namun sebenarnya bisa ditekan sampai Rp1,2 juta, sehingga bisa terjangkau untuk petani. Adapun pemakaian alat itu lebih cocok untuk tanah yang gembur.
Dekan FTI UII Imam Djati Widodo mengapresiasi karya mahasiswanya yang tergabung dalam tim al-Faraby tersebut. Karya itu meraih juara pertama pada event Descomfirst yang merupakan acara tahunan se-Asia Tenggara dalam kompetisi mendesain produk teknologi industri yang ramah lingkungan. Kebetulan pada event yang digelar Sabtu (5/5/2018) dan Minggu (6/5/2018) di Solo ini mengambil tema pada alat pertanian manual.
“Pada 2019 berencana untuk memproduksi Go-win ini, melakukan sosialisasi ke desa-desa. Karena prototipenya sudah hampir 90 persen layak digunakan, sehingga petani bisa cepat menggunakan,” ungkapnya.(DEN/HARIANJOGJA)
Comments