STARJOGJA.COM, MAGELANG – Upacara pembukaan TMMD ke-102 TA. 2018 Kodim 0705/Magelang yang digelar dilapangan sepak bola kecamatan Bandongan tadi pagi, Selasa (10/07), di dimeriahkan dengan berbagai penampilan kesenian berasal dari daerah Magelang. Kehadiran Ganjar Pranowo disambut dengan tarian soreng Wahyu Satrio Manunggal dari Dusun Ngelo Desa Banyusidi Kecamatan Pakis pimpinan Sarjuki
Sesuasi memimpin upacara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Forkopimpda Magelang serta tamu undangan dan masyarakat dihibur oleh penampilan kesenian diantaranya yaitu tari Soreng dari Pakis dan kesenian Kubro dari Bandongan . Pertunjukan kesenian tersebut berhasil menarik perhatian para penonton yang hadir tak luput juga perhatian Gubernur Jawa Tengah saat tari Soreng yang tampil.
Sementara menurut Babinsa Bandongan Serda Gunawan mengatakan, ” Kesenian ini sudah memang sudah direncanakan dengan matang yang bertujuan untuk menarik dan menghibur para tamu dan undangan khususnya masyarakat Kecamatan Bandongan’ ujar Gunawan.
Suyitno (45) warga Pakis yang juga sesepuh tari Soreng menjelaskan Kesenian Tari ini dulu popular dengan nama tari keprajuritan, bentuk pertunjukannya merupakan tari kelompok. Kesenian ini berkembang di lereng Gunung Merbabu dan Andong tepatnya di Dusun Ngelo, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.
Ciri-ciri dari Tari Soreng antara lain terlihat dari geraknya yang sangat sederhana, mudah dan spontan. Setiap orang yang mau mempelajari tari Soreng ini mayoritas pasti cepat bisa. Meskipun sederhana gerakan tari Soreng memiliki susunan gerak yang rancak dan kompak serta diulang-ulang. Gerakan tari yang digunakan diambil dari gerak tari keprajuritan yang disederhanakan. Tarian ini dilakukan secara berkelompok atau massal. Selain kompak gerakan tarian ini menyiratkan seperti sedang berlatih bela diri dan didominasi gerakan kaki seperti perang berkuda.”
Anggota Koramil 08 /Pakis Peltu Fattah Ahmad yang mengkordinir tari Soreng di wilayah binaanya juga menambahkan, musik yang digunakan pada tari ini menggunakan musik tradisonal Jawa. Selain itu ciri yang lain adalah tata rias yang merupakan unsur pendukung dalam sajian tariannya. Fungsi tata rias pada tarian ini adalah untuk mengubah karakter kepribadian tokoh yang sedang di perankan. Riasan yang digunakan pada tarian ini adalah rias gagah yang bertujuan memperkuat karakter tokoh prajurit yang gagah.
“Sekarang ini Tari Soreng berkembang pesat di seputar Gunung Merbabu, Merapi, Telomoyo , Andong, dan Sindoro Sumbing. Setiap ada festival maupun hajatan tari Soreng selalu tampil,” ungkap Fattah.(DEN)
Comments