STARJOGJA.COM, Jogja – Suatu pagi yang tenang di bulan Januari 2016 mendadak menjadi genting dan mencekam setelah terjadi serangan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Seorang polisi bernama Ardi (Ario Bayu) dengan satuan kepolisian segera memburu pelaku pengeboman. Polisi lalu lintas bernama Firman (Ade Firman Hakim) turut membantu mengamankan warga. Baku tembak pun tidak terhindarkan. Salah satu korbannya office boy bernama Anas (Ence Bagus) yang sedang membeli pesanan makan siang. Korban luka lain adalah Dessy (Ardina Rasti) dan Mitha (Hana Malasan), dua karyawati yang sedang bergegas ke tempat kerja. Ardi, Firman dan segenap jajaran unit anti terorisme mempertaruhkan nyawa demi mengamankan ibukota dari ledakan bom tersebut. Dalam 22 menit, pelaku berhasil diringkus. Namun, peristiwa tersebut ikut mengubah hidup banyak orang. Itulah adegan dalam film 22 Menit.
Salah satu pemain film 22 Menit Ario Bayu mengaku sebelum memulai proses syuting, ia mendapat pelatihan khusus dari tim kepolisian. Latihan tersebut dilakukan selama kurang lebih satu bulan.
“Saya dididik betul seperti saya mau masuk kepolisian. Apalagi khususnya tuh jadi tim elitenya mereka, jadi saya belajar cara menembak, cara memegang senjata yang benar,” tutur Ario Bayu di Lower Ground Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, Sabtu (21/7/2018)
Menurutnya pelatihan ini bagi para pemain film sangat penting. Sebab, selama syuting berlangsung para pemain menggunakan senjata api asli untuk melumpuhkan para teroris.
“Adegan pegang senjata itu lama, itu senjata asli, semua yang kita pakai itu asli. Semua senjata asli, atribut asli, enggak ada yang palsu. Tapi senjata otomatis udah kita steril,” paparnya.
Film 22 Menit ini merupakan film pertama yang pemain filmnya menampilkan sosok aparat keamanan TNI/Polri dengan skill yang mendekati kenyataan sehari-hari dari profil aparat keamanan Brimob. Film ini juga diprediksi akan mampu meraih jumlah penonton yang cukup banyak, dari Keluarga besar POLRI dan karyawan Bank BUMN yang mensponsori film ini dengan Nobar di bioskop – bioskop seluruh Indonesia.
Pada saat screening Film 22 menit ini, kursi bioskop terisi penuh oleh anggota Polri beserta keluarganya yang terkoordinasi dalam acara Nobar.
Alur cerita yang diakui hanya terinspirasi oleh kejadian Bom Thamrin pada Januari 2016 lalu ditambah dengan beberapa cerita tentang latar belakang serta kegiatan sosok-sosok difilm tersebut. Film ini seolah memberikan ajakan kepada sineas Indonesia untuk memproduksi Film action mengangkat profil TNI / Polri. Ini untuk meningkatkan kebanggaan Masyarakat terhadap kemampuan TNI / Polri sebagai pengayom rakyat maupun menanamkan patriotisme dan nasionalisme generasi muda. Sehingga generasi muda tidak terbuai dengan kehebatan tentara asing garapan Hollywood.
Comments