STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Pagi ini kopiku terasa lebih pahit. Aktifitas minum kopi sambil membaca berita di genggaman tangan yang biasanya terasa fun, kini malah bercampur dengan perasaan campur aduk. Marah, dongkol plus kehabisan kata kata menjadi sebuah perpaduan rasa yang muncul saat melihat rilis OTT KPK di Lapas Sukamiskin Bandung.
Bagaimana tidak saat upaya pemberantasan korupsi ditegakkan namun yang terjadi adalah sebuah jual beli fasilitas di penjara koruptor. Penjara yang seharusnya adalah tempat membina dan menghukum koruptor malah menjadi tempat yang tak jauh beda dengan kamar sebuah penginapan. Aneka fasilitas terpampang dengan jelas di media, mulai dari pemanas air, kulkas, led tv hingga ac menghiasi kamar koruptor.
Untuk mewujudkan semua itu, tak bisa didapat dengan murah. Ratusan juta rupiah harus digelontorkan kepada oknum di lapas yang memanfaatkan peluang ini. Tak cukup membayar uang, sogokan berupa mobil mewah pun diterima sebagai syarat mendapatkan kemudahan fasilitas yang memerdekakan para koruptor ini.
Publik dan saya pun pantas marah melihat fakta tersebut. Ini seolah menjawab rumor yang beredar di masyarakat dimana fasilitas mewah bisa dinikmati oleh mereka yang berduit. Amarah pun makin memuncak saat mereka yang terlibat ( oknum kepala lapas) tertawa saat diperiksa KPK. Seolah tidak ada beban dan menganggap apa yang ia lakukan adalah sebuah hal yang lumrah.
Koruptor bagi mereka adalah ladang bisnis baru yang membuat perputaran uang di lapas mencetak angka yang mencengangkan. Uang masih menjadi tuan di dalam. Begitu mudahnya petugas lapas disuap untuk memberikan kemewahan pada tahanan inilah yang menjadi masalah.
Sungguh ini, lagi-lagi, tamparan keras bagi penegak hukum di negeri ini. Pertanyaan yang sangat naif, mengapa sektor penegakan hukum kita tergolong payah?
Mbulet jawabannya!. Pemimpin berganti namun kenyataan ini masih terjadi seolah menjadi sebuah kebenaran yang akan terungkap. Kalau ini terjadi di Jepang, kasus yang mencoreng wajah pemerintahan ini pasti akan diikuti oleh mundurnya orang-orang yang bertanggung jawab. Bukan hanya sekedar meminta maaf dan membiarkan “toh nanti juga berita itu akan menghilang
Harus ada sikap tegas untuk pelaku yang terlibat !! Kementerian hukum dan HAM harus bertindak tegas,bukan hanya melakukan reformasi namun harus melakukan revolusi di lapas. Kembalikan fungsi lapas menjadi tempat pembinaan dan penyadaran bagi para koruptor, bukan sekedar berpindah tempat tidur atau bahkan malah mengatur cara untuk menjaga hartanya tetap tidak berkurang.
Jangan sebut aksi OTT ini sebagai aksi recehan. Kalau bisa ditegakkan di level internal tentunya KPK tak harus bergerak. Kasus Lapas Sukamiskin ini benar-benar mencoreng wajah Pemerintahan Jokowi. Sia-sia pemberantasan korupsi yang ia dengungkan, ketika korupsi dalam Lapas dibiarkan.
Agaknya aparat hukum harus sekali-sekali nonton youtube tentang bagaimana China menghukum mati para koruptor. Mengerikan atau bahkan bisa dibilang sadis. Mereka diarak dulu, dipermalukan sebelum akhirnya dieksekusi dan difilmkan. Dokumentasinya pun Disebar ke seluruh negeri untuk membangun efek jera.
China tidak seperti Indonesia, dimana koruptor bisa dadah dadah di televisi seakan-akan pahlawan. Bahkan ada juga yang salam metal atau tersenyum di depan kamera. Seolah rompi oranye itu menjadi sebuah icon fashion yang membuat mereka jadi public figure yang tengah disorot kamera entertainment. Di China ketika koruptor ditangkap, wajah kengerian terpampang karena buat mereka hidup tinggal menunggu waktu saja.
Menegakkan hukum tanpa ada komitmen tegas dan revolusi mental dari aparat hukum adalah sebuah hal yang mustahil. Tak bisa kita melihat Indonesia yang tegak supremasi hukumnya jika aparatnya masih mudah digoda dengan tawaran uang dan kekayaan. Sedikit cara di CHina mungkin bisa ditiru dan diterapkan sesuai dengan situasi Indonesia, agar efek jera muncul. Atau Bahkan efek takut melakukan korupsi menjadi sebuah hal yang tercipta dan membudaya.
Kalau tidak, itu ibarat Ngopi hitam tanpa gula di akhir bulan sembari memandang tumpukan nota tagihan. Pahit Bro !!!
Comments