STARJOGJA.COM, Sleman – Mahasiswa program doktor ilmu geologi UGM Nurhamim, meneliti kadar mineral di Bukit Randu Kuning, Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah dan prospek epitermal emas sulfidasi rendah dan menengah di daerah Arinem, Papandayan, Garut, Jawa Barat menggunakan variabel geologi kualitatif berupa geometri endapan, intensitas alterasi, proporsi mineral, dan distribusi kadar.
Nurhamim mengaku penelitian yang dilakukan ini menurutnya dapat mengetahui prospek kandungan emas dan tembaga di lokasi tersebut.
“Penelitian ini berfokus pada kajian tentang variabel geologi yang berpengaruh pada risiko eksplorasi dengan mengoptimalkan data dari hasil pengeboran inti. Adapun risiko geologi dinyatakan dalam nilai probabilitas keterdapatan endapan emas,” kata Dosen Teknik Pertambangan UPN Yogyakarta ini dalam ujian terbuka promosi doktor di KPTU Fakultas Teknik UGM, Senin (30/7/2018).
Ia menyebutkan, terdapat prospek 36 blok di Arinem dan 11 blok di Randu Kuning yang mempunyai kesamaan letak dan pola distribusi kadar dengan nilai probabilitas keterdapatan emas. Sehingga menunjukkan korelasi kuat antara distribusi kadar dengan probabilitas keterdapatan emas.
Sementara dari hasil perhitungan nilai risiko atau probabilitas keterdapatan endapan mineral menunjukkan prospek emas dan tembaga di Randu Kuning lebih rendah yakni 43,21 persen dan 26,39 persen. Sebaliknya prospek emas epitermal Arinem memiliki prospek dengan prosentasi 96,82 persen untuk emas dan 48,83 persen untuk perak.
“Kompleksitas endapan emas dan perak porfiri di Randu Kuning lebih kompleks sehingga risiko eksplorasi cenderung lebih tinggi,” katanya.
Comments