Herawati Prasetyo Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra Michael D Ruslim (foto : Bayu)
STARJOGJA.COM, Bantul – Sekilas memang tidak ada perbedaan sekolah SMPN 4 Pandak yang ada di
dusun Ngaran, Gilangharjo, Pandak, Krekah, Gilangharjo, Kec. Bantul, Bantul dengan sekolah lainnya. Lokasinya sekolah jauh dari jalan besar memang, namun memiliki lahan yang cukup luas.
Sesampainya di lokasi parkir di halaman depan, sayup-sayup terdengar suara gamelan yang dimainkan. Setelah masuk bagian dalam sekolah suara gamelan itu ternyata dimainkan anak siswa-siswi SMPN 4 Pandak.
Setelah bertemu dengan Retno Yuliastuti Kepala Sekolah SMPN 4 Pandak baru diketahui jika sekolah ini mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSSN) di Bangka Belitung tahun ini.
“Tahun ini juara propinsi dan maju ke tingkat nasional dalam kurun waktu semenjak pembinaan dua kali, tari pernah ditahun 2016 juara satu tingkat kabupaten juara dua tingkat propinsi, dua tahun berturut turut juara kabupaten,” katanya kepada StarJogja.com Kamis (2/8/2018).
Prestasi lainnya ada di bidang seni tari, agama dengan juara MTQ tingkat kecamatan dan kabupaten. Menurut Retno berbagai prestasi ini didapat dari perjuangan para guru dan bimbingan dari luar sekolah.
“Juara secara akademik memang belum bisa tapi kami bina disisi karakter dulu. Saya baru dua tahun sebelumnya penataannya belum maksimal baru tahun ini beberapa program bisa menembus secara akademik,” katanya.
Foto hasil karya anak SMPN 4 Pandak
Retno mengaku SMPN 4 Pandak secara akademik dua tahun lalu berada di peringkat 43 di Bantul. Saat ini sudah berada di peringkat 37 di tingkat Bantul.
” Memang belum berarti tapi kami fokus pada pembinaan karakter. Kalo karakter belum baik maka hasilnya belum baik, tapi kami mulai menunjukkan hasil,” katanya.
Ia mengaku keberagaman sekolah sangat terjaga dengan memberikan fasilitas rohani bagi siswa muslin maupun non muslim. Khusus muslim setidaknya anak-anak menunaikan ibadah sholat wajib selama dua kali di sekolah.
“Membina anak anak sholat dhuha, dhuhur dan ashar setidakny ada dua waktu sholat. Pembinaan kristiani dari gereja, membina anak kami maka kami munculah kebhinekaan bagaimana sekolah kami,” katanya.
Ia menyebut di SMPN 4 Pandak ada Batik dan Batok (tempurung kelapa). Siswa dikenalkan dengan Batik dengan motif Jati Ngaran khas desa Ngaran dan menghasilkan sisi ekonomi bagi sekolah.
“Kelas delapan buat batik dan akan dipakai anak anak kelas tujuh. Dari sisi hati maka ada keterikatan dengan adik kelasnya. Itu support dari YPA MDR. Batok sedang dipesan PT Astra untuk souvemir kantor mereka,” katanya.
Herawati Prasetyo Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra (YPA) Michael D Ruslim (MDR) mengatakan visi YPA MDR membantu dan meningkatkan SDM dan mutu pendidikan di daerah prasejahtera. Harapannya dalam waktu lima tahun akanmenjadi sekolah unggul dan bisa melakukan pengimbasan di sekolah-sekolah kecamatan hingga Indonesia.
“Saat ini ada 8 wilayah ada di Jogja, Pacitan, Lampung Selatan dua tahun lalu masuk ke NTT, Kupang minggu depan tanda tangan dengan Rote kami melihat ke timur karena mereka membutuhkan bantuan,” katanya.
Hera mengaku sejak program ini dimulai hingga saat ini sudah mencapai 70 sekolah binaan YPA MDR. Tahun ini harapannya ada sekitar 100 sekolah binaan YPA MDR yang diharapkan melakukan pengimbasan ke daerah tersebut.
“Karena awalnya sekolah binaan kami tidak memiliki perhatian terhadap life skills maupun seni budaya. Kami berikan pelatihan seni budaya dan life skils. Sekarang di Gedangsari itu sudah masuk 10 besar. kami tidak memaksa unggul di bidang akademis tapi juga non kademis sekolah SMPN 4 Pandak kan life skill bagus,” katanya.
Ia mengaku beberapa program yang dilakukan YPA MDR di beberapa daerah banyak disupoort oleh pemerintah setempat. Seperti di Pacitan, Bupati sangat support program YPA MDR yang mengedepankan Akademis, Karakter, Seni Budaya & Kecakapan Hidup.
“Seluruh guru-guru di kabupaten Pacitan kami harapkan semua daerah binaan kami melakukan yang sama,” katanya.
Hera mengaku semua yang dilakukan YPA MDR terhadap binaannya saat ini sudah terlihat manfaat dan hasilnya. Salah satunya dari sisi ekonomi mitra binaan YPA MDR dapat terangkat.
“Karena secara ekonomi jelas ya kayak Gedangsari (Gunungkidul) itu ada rintisan pariwisata disitu ada flying fox kan paling ngga cari oleh oleh di tempat kita. Kedepan bantul jadi desa wisata sudah siap dengan souvenir dari SMPN 4 pandak ini,” katanya.
Terkait prestasi binaan SMPN 4 Pandak Bantul ini ia mengaku bangga YPA MDR telah menjadi bagian dari perkembangan sekolah yang semakin baik.
“Harapannya ada sekolah unggul di daerah masing masing juga juga nasional. Di SMPN 4 Pandak cukup buat mbrebes mili kalo orang jawa bilang,” katanya.
Comments