Starjogja.com, Gunung Kidul – Kekeringan sudah dialami oleh warga Gunung Kidul dan berdampaknya terhadap lebih dari 100 ribu jiwa. Namun sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki seperti dikutip dari Antara pada Senin (6/8/2018) mengatakan, pihaknya belum menetapkan status tanggap darurat dikarenakan anggaran distribusi masih cukup.
“Kami belum menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Karena dari segi anggaran dropping air bersih masih banyak, kita baru menghabiskan sekitar Rp250 juta , dari total anggaran Rp600-an juta,” katanya.
Baca juga : Status Darurat Kekeringan Diberlakukan di Kulonprogo
Edy mengatakan dropping air dilakukan dengan memakai enam unit armada tangki. Per harinya distribusi ditargetkan mampu menyalurkan 24 tangki yang masing-masing bermuatan 4.000 hingga 5.000 liter air bersih.
“Dropping air bersih kami utamakan di kecamatan yang belum memiliki armada tangki dan daerah paling membutuhkan air bersih,” katanya.
Comments