STARJOGJA.COM, MOVIE – Sutradara Hanung Bramantyo mengaku berat membuat film tentang Sultan Agung. Bagi dia sang sultan adalah salah seorang junjungannya.
“Tantangannya sangat banyak dan berat membuat film tentang junjungan saya. Sultan Agung bagi masyarakat Jawa bukan sekedar pahlawan nasional,” ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (12/8) malam.
Hanung mengatakan sejak kecil bahkan menganggap posisi Sultan Agung paling tinggi di antara raja-raja Jawa lainnya. Oleh karenanya, dia mengaku sangat hati-hati membuat film tentang Raja Mataram itu.
“Saya dari kecil sudah ter-brainwashSultan Agung paling tinggi dari raja lain. Membuat film ini sebuah pengabdian yang sangat hati-hati. Takut pasti menyelimuti apalagi saya bukan orang keraton,” kata dia.
Gambaran tokoh sultan, Hanung dapatkan melalui literatur-literatur sejarah, walau memang di sana tak menyebutkan detil mengenai perawakan sultan dan cara hidupnya. Di sini dia menyadari bahwa data mengenai sultan sangat minim.
Hanung harus menggali kembali mengenai karakter Sultan Agung yang selama ini digambarkan sebagai sosok yang ambisus dan kejam dalam literatur Belanda, salah satunya karena keputusannya menyerang Batavia.
“Saya harus gali lagi dari berbagai macam literatur. Saya temukan literatur dari kelompok Islam. Kerajaan Turki Osmani membuka literatur tentang kerajaan Islam. Ada alasan mengapa Sultan Agung harus menyerang Batavia. Ke Batavia sebagai perang suci, jihad demi masa depan. Itu alasan yang saya pakai. Ketika raja-raja lain memilih bekerjasama dengan asing, Sultan Agung malah melawan,” papar Hanung.
Kendati menceritakan sosok tokoh tanah air, namun Hanung mengungkapkan kalau film karyanya ini tidak bisa menjadi rujukan sejarah. Dia berpendapat film ini hanya berfungsi mengembalikan ingatan anak-anak muda mengenai sosok Sultan Agung.
Sumber : Antara
Comments