STARJOGJA.COM, JOGJA – Setiap tanggal 14 Agustus, Gerakan Pramuka memperingati harinya, Hari Pramuka. Peringatan ini merujuk pada sejarah kepramukaan di Indonesia, dimana pada tanggal tersebut, 57 tahun silam Presiden RI, Ir. Soekarno melantik Majlis Pimpinan Nasional (Mapinas), Kwarnas, Kwarnari. Pelantikan ini kemudian disusul dengan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dari Presiden RI dan defile akbar oleh anggota pramuka di Jakarta.
Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) memiliki sejarah yang turut berkontribusi dalam perjalanan bangsa. Lahirnya Pramuka di Indonesia turut menyulut berdirinya pergerakan nasional. Dikutip dari laman resmi Pramuka, sebelum menggema di Indonesia, pramuka
telah berkembang terlebih dahulu di Inggris lewat pembinaan remaja yang dilakukan oleh Lord Robert Baden Powell of Gilwell.
Powell diketahui memiliki banyak pengalaman yang berpengaruh pada kegiatan di dalam Pramuka seperti pengalaman mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika, keterampulan berlayar, berenang, berkemah dan masih banyak lainnya. Pengalaman itu ditulis Powell dalam
sebuah buku berjudul ‘Aids to Scouting’.
Buku itu yang menjadi panduan bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya. Kemudian pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya berdasarkan pengalamannya.
Pada 1908, Powell kembali menulis buku yang berisi pengalamannya tentang latihan kepramukaan. Buku ini berjudul ‘Scouting for Boy’ dan kemudian menyebar dengan cepat di Inggris dan negara lain, termasuk Indonesia.
Pelopor gerakan kepanduan di Indonesia diawali dengan berdirinya Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berubah menjadi Nederlands Indische Padvinders. Pada 1916, S.P Mangkunegara VII membuat organisasi kepanduan sendiri di tanah air, tanpa campur tangan dari Belanda.
Organisasi itu diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan merupakan organisasi kepanduan yang pertama di tanah nusantara. Lahirnya JPO menjadi penyemangat berdirinya organisasi kepanduan lain di Indonesia pada saat itu.
Pada masa penjajahan Jepang, organisasi kepanduan dan partai dilarang untuk beraktivitas. Barulah pada September 1945 sejumlah tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia berkumpul untuk melakukan pertemuan di Yogyakarta. Dari hasil kongres pada 27-29 September 1945 terbentuk Pandu Rakyat Indonesia.
Kehadiran Gerakan Pramuka di Indonesia mendapat tempat penting di Indonesia bertolak pada ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960. Presiden Sukarno memberikan amanat kepada pimpinan pandu di Istana merdeka pada 9 Maret 1961. Amanat itu untuk lebih
mengefektifkan kepanduan sebagai komponen penting dalam pembangunan bangsa.
Lambang Pramuka berupa Tunas Kelapa yang kita ketahui saat ini disahkan dalam Keppres Nomor 238 Tahun 1961. Kemudian pada 14 Agustus 1961, secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada masyarakat setelah Presiden Sukarno menganugerahkan Panji
Gerakan Pramuka dengan Keppres Nomor 448 Tahun 1961.
Comments