STARJOGJA.COM, SLEMAN – Pemkab Sleman terus melakukan edukasi batik sesungguhnya yaitu bukan batik printing. Gebyar Batik Sleman 2018 kembali digelar pada tanggal 24 – 26 Agustus 2018 dengan acara puncak yakni Jogja Internasional Batik Biennale (JIBB) 2018 pada 6 Oktober 2018.
Event dua tahunan bertema “Innovation for Sustainable Future” ini untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia yang ditetapkan oleh World Craft Council. Tema tersebut sesuai dengan perjalanan batik di Indonesia yang terus berinovasi baik dari segi dari corak batik, strategi marketing, hingga proses produksi ramah lingkungan.
Event tersebut akan didukung dengan berbagai acara, seperti Bazar dan Pameran Batik, Fashion Show, Talkshow, Lomba Desain Busana Batik Sleman, dan Ayo Membatik.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman Tri Endah Yitnani mengatakan kegiatan tersebut merupakan upaya pemerintah berkontribusi terhadap perkembangan batik di Indonesia. Event ini juga untuk mengenalkan batik yang sesungguhnya kepada dunia.
Ia menjelaskan demi upaya mengedukasikan batik kepada masyarakat pada kegiatan tersebut didukung dengan acara Ayo Membatik, yaitu pengunjung dapat mencoba langsung melakukan proses membatik.
“Diharapkan melalui acara ayo membatik dapat meregenerasi gerakan membatik mulai dini,” kata Endah.
Tri Endah mengatakan upaya Pemkab Sleman mendukung Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia melalui Peraturan Bupati No 35 tahun 2015 tentang Tata kelola batik Sleman. Sesuai aturanini semua pegawai diruang lingkup Sleman diharuskan menggunakan Batik yang sesuai aturan Perbup, yakni Batik tulis, Batik cap, atau batik tulis dan cap.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarata Tri Saktiyana mengatakan melalui Gebyar Batik Sleman 2018 ini bertujuan untuk pengenalan batik dan menjelaskan kriteria batik yang diakui oleh World Craft Council ialah tentang proses dibalik pembuatan batik itu sediri.
“Pada kegiatan tersebut akan memberikan edukasi sekaligus menjual batik sesungguhnya, bukan printing, yakni batik yang melalui proses pemalaman atau perintangan yang dapat dilakukan dengan menggunakan canting tulis atau canting cap,” kata Tri Saktiyana
Comments