STARJOGJA.COM, JOGJA – Jika berada di depan area Stasiun Tugu Yogyakarta, kita akan dihadapkan pada sebuah bangunan tua yang masih terlihat kokoh berdiri. Orang mengenalnya sebagai Bangunan Hotel Tugu. Hotel Tugu Yogyakarta, punya sejarah panjang dan berkaitan dengan perjalanan perjuangan bangsa Indonesia.
Hotel tugu Yogyakarta didirikan pada awal abad 20, bersamaan dengan berkembangnya pertokoan yang ada di sepanjang jalan poros Tugu Pal Putih – titik nol kilometer. Hotel Tugu merupakan hotel terbaik pada masanya, yakni sekitar tahun 1920-an.
Tahun 1930 Hotel Tugu difungsikan sebagai restoran melayani orang-orang asing di Kota Yogyakarta, serta pelanggan pribumi dari kalangan keluarga Keraton Yogyakarta. Pada mulanya, hotel ini bernama Loose Gennootschap Grand Hotel de Djogja, kemudian berubah menjadi Naamloose Gennootschap Marba.
Dilihat dari bentuk dan ukurannya, Hotel Tugu merupakan salah satu penanda ruang (landmark). Bangunan ini terdiri atas bangunan induk yang diapit dua bangunan pendukung. Ketiga bangunan berdenah persegi panjang, menghadap ke barat.
Hotel Tugu memiliki ciri-ciri antara lain: bangunan induk pada sisi rumah bagian depan dihias dengan balok bersusun yang simetris (stepped gable). Ciri-ciri lainnya, menonjol dari Hotel Tugu yaitu ukuran pintu dan jendelanya yang besar, dan plafon tinggi agar pencahayaan serta sirkulasi udara cukup baik.
Pada saat Tentara Pendudukan Jepang berada di Kota Yogyakarta yaitu tahun 1942 -1945, Hotel Tugu difungsikan sebagai markas militer Jepang. Pada masa Agresi Militer Belanda II H digunakan sebagai pusat markas perwira-perwira tentara Belanda di bawah pimpinan Letnan Kolonel D.B.A van Langen. Oleh karena itu, pada saat Serangan Umum 1 Maret 1949, Hotel Tugu menjadi salah satu sasaran strategis yang diserbu Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pasca kemerdekaan Hotel Tugu beberapa kali mengalami perubahan fungsi. Pada tahun 1949, pernah menjadi Hotel Tentara. Kemudian juga pernah digunakan menjadi kantor bank dan Kedaung Plaza. Sekarang kompleks Hotel Tugu tidak dimanfaatkan untuk fasilitas apapun. Bahkan bangunannya pun ditutup dengan menggunakan seng.
SUMBER : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Comments