STARJOGJA.COM, JOGJA – Pemanfaatan layanan keuangan digital oleh masyarakat perlu diimbangi pemahaman terhadap fungsi, manfaat dan risiko layanan keuangan digital. Sehingga masyarakat perlu memiliki kesadaran secara penuh terhadap layanan tersebut.
Untuk itu, OJK DIY bekerjasama dengan komunitas mahasiswa Generasi Cerdas Keuangan menyelenggarakan kegiatan edukasi kepada 100 (seratus) orang mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di DIY. Bertema Membangun Generasi Milenial yang Cerdas Finansial kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala OJK DIY, Untung Nugroho di Eastparc Hotel Yogyakarta.
Untung menjelaskan, dalam implementasinya, pemanfaatan layanan keuangan digital oleh masyarakat perlu diimbangi pemahaman terhadap layanan keuangan digital.
Baca juga: BI Dampingi UMKM Susun Laporan Keuangan
” Generasi milenial diprediksi memiliki tingkat konsumsi dan belanja yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya,” ujar Untung melalui keterangan tertulis yang diterima Starjogja.com.
Ia menambahkan, fenomena tersebut didukung dengan adanya kemudahan dalam transaksi pembayaran secara tunai maupun non tunai dan maraknya online shop. Tren tahun 2018 adalah tingginya penggunaan layanan keuangan digital pada generasi milenial yang sebagian besar didominasi mahasiwa.
Layanan keuangan digital didefinisikan sebagai kegiatan keuangan yang memanfaatkan teknologi digital, termasuk uang elektronik, layanan keuangan mobile, layanan keuangan online, i-teller, dan bank nirkantor, baik melalui lembaga perbankan maupun non bank.
Generasi milenial diprediksi memiliki tingkat konsumsi dan belanja yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Fenomena tersebut dipermudah dalam transaksi pembayaran secara tunai maupun non tunai dan maraknya online shop. Sifat konsumtif juga merupakan dampak dari maraknya media sosial.
Hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 menunjukkan 67,8% masyarakat yang telah menggunakan produk dan layanan keuangan. Namun hanya 29,7% masyarakat yang well literate. Hal ini menunjukkan banyak masyarakat yang telah menggunakan produk keuangan tanpa dibekali pemahaman keuangan memadai.
Untuk DI Yogyakarta, indeks literasi keuangan juga relatif masih rendah namun berada di atas rata-rata nasional, yaitu 38,5% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 76,7%. OJK berharap kegiatan ini mampu memberikan peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap industri jasa keuangan di era digital.
Comments