STARJOGJA.COM, SLEMAN . Puluhan siswa dan guru SLB Yapenas Sleman ikuti simulasi bencana. Dalam kegiatan ini, para siswa dan guru disiapkan siaga untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gempa.
Simulasi siaga bencana diawali dengan pengumuman dan sirena tanda telah terjadi gempa di saat proses belajar mengajar tengah berlangsung. Kontan saja para siswa masuk kelorong – lorong meja. Suara tangis dari kepanikan siswa jadi satu diruangan itu.
Diwaktu yang bersamaan, guru – guru menggiring murid-murid yang sebagian memakai kursi roda untuk berkumpul dilapangan. Gempa yang berkekuatan 3,2 skala richter tersebut mengakibatkan 2 korban luka, 1 patah kaki, dan 1 orang pingsan.
Simulasi Sekolah Siaga Bencana di Sekolah Luar Biasa (SLB) Yapenas Condong Catur, Depok, Sleman, pada Hari Senin (1/10/18) ini merupakan program dari Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus .Simulasi diikuti oleh seluruh warga SLB Yapenas dalam rangka meminimalisir dampak bencana di wilayah rawan bencana di Kabupaten Sleman.
Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Yapenas, Ngatna mengatakan kegiatan simulasi tersebut dalam rangka melatih kesiapsiagaan seluruh warga sekolah guna meminimalisir efek becana ketika terjadi gempa bumi di wilayah Kecamatan Depok.
“Seluruh tim Sekolah Siaga Bencana sebelumnya sudah diberi materi dalam workshop kesiapsiagaan bencana selama 2 bulan, hari ini adalah praktek atau simulasinya,” kata Ngatna.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Haenry Dharma Widjaja mengatakan SLB Yapenas sudah dibimbing dan diberikan materi oleh BPBD Sleman terkait kesiapsiagaan dalam menghadapi becana.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa Dinas Dikpora DIY Bahtiar Nur Hidayat berharap setelah dilakukannya kegiatan simulasi bencana tersebut kedepannya agar kemampuan kesiapsiagaan bencana tersebut terus dilatih. Kemudian ia juga berharap agar kegiatan simulasi tersebut dapat ditiru olegh sekolah lain, khususnya yang berada di wilayah rawan bencana.
“Walaupun tidak terjadi bencana, penyegaran dalam pelatihan juga dibutuhkan, karena kesiapsiagaan itu penting dan harus ada,” katanya.
Comments