STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Hari Satwa Sedunia (World Animal Day) Animal Friends Jogja (AFJ), Jakarta Animal Aid Network (JAAN), dan Center for Orangutan Protection (COP) mengajak masyarakat peduli satwa untuk mengirimkan bunga ke kantor-kantor Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) terdekat. Aksi pengiriman bunga ini sebagai tanda duka dan pengingat, atas tewasnya ribuan ibu monyet secara mengenaskan di tangan manusia akibat perdagangan bayi monyet yang merajalela.
Melanjutkan aksi simpatik di Kantor BKSDA Provinsi DIY, AFJ menggelar aksi di titik nol kilometer Yogyakarta pada Kamis malam, 4 Oktober 2018. Aksi ini diinisiasi AFJ sebagai bentuk upaya meningkatkan kesadaran masyarakat atas kondisi tragis perdagangan primata di pasar-pasar hewan.
“Dengan menunjukkan fakta praktek penangkapan monyet liar, pembunuhan induk monyet dan penjualan bayi monyet yang sama sekali tidak mengindahkan prinsip kesejahteraan satwa kepada masyarakat umum,” kata Angelina Pane dari AFJ dalam rilis yang diterima Starjogja.com ditulis Sabtu (6/10/2018).
Baca Juga : Ullen Sentalu : Monyet Sering Lewat Di Kebun Ullen Sentalu
AFJ berharap semakin banyak masyarakat yang berhenti membeli atau mendukung praktek tersebut dan ikut serta menyebarluaskan informasi juga menyuarakan aspirasinya ke pihak berwenang.
Aksi yang dilakukan AFJ ini didukung oleh beberapa organisasi lain dan komunitas pemerhati satwa yaitu Cat Lovers of The World (CLOW), Bali Pets Crusader, Act for Bali Dogs, Yayasan Seva Bhuana dan Cinta Satwa Riau.
“Aksi damai ini dilakukan serentak di Yogyakarta, DKI Jakarta,Bali, Semarang, Solo, Malang, Surabaya, Bandung, Riau, dan Medan. Aksi ini sekaligus sebagai desakan kepada Kementerian LHK untuk segera mengeluarkan larangan perdagangan primata yang masih marak dilakukan, termasuk untuk Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan Beruk (Macaca nemestrina) yang masih belum dilindungi UU Indonesia,” katanya.
Sebuah petisi yang mendesak pelarangan perdagangan dan menjadikan primata sebagai hewan peliharaan manusia yang ditujukan kepada Presiden RI telah dimulai sejak 3 tahun lalu dan telah ditandatangani oleh lebih dari 11.000 pendukung.
(https://www.change.org/p/presiden-jokowi-do2-buat-larangan-untuk-peliharamonyet-monyet-bisa-berbahaya-tularkan-penyakit-jika-dipelihara-manusia).
Tanpa perlindungan pemerintah, ribuan Ibu Monyet akan terus dibantai setiap tahun. September 2018 lalu beredar di internet foto induk Beruk (Macaca nemestrina) yang dibunuh di depan anaknya. Swafoto seorang pemburu bersama mayat induk monyet bersimbah darah dan wajah bayi monyet yang ketakutan, sontak menuai kecaman warganet.
Setiap tahun ada ribuan ibu monyet tewas dibantai. Publik selama ini tidak tahu, dari setiap bayi monyet diperjual belikan di pasar hewan, selalu ada induk atau anggota kelompok yang dibunuh oleh pemburu.
Membunuh induk monyet adalah praktek yang umum dilakukan untuk mengambil bayinya. Karena primata ini hidup berkelompok dan sangat protektif terhadap anak atau anggota kelompok yang masih muda. Mustahil bagi pemburu untuk mengambil bayi monyet tanpa membunuh induknya.
Hasil investigasi JAAN di tahun 2009 wilayah Jakarta saja setiap tahun ribuan bayi monyet ekor panjang ditangkap dari hutan untuk dijual di toko hewan peliharaan, pasar burung dan pinggir jalan.
Comments