STARJOGJA.COM, SLEMAN – Indonesia mempunyai 252 ragam sate yang terdapat di nusantara. Dari 252 ragam sate dengan 175 nya bisa ditelusuri asal-usulnya dan 77 nya tidak bisa ditelusuri asal usulnya
Pakar kuliner UGM Murdijati Gardjito menyebutkan dari 175 ragam sate yang diketahui asal usulnya tersebut hanya dua daerah saja tidak memiliki sate sebagai makanan tradisionalnya.
Daerah kuliner yang diteliti mempunyai ragam sate paling banyak adalah daerah Yogyakarta sebanyak 21 ragam sate, Semarang 12 ragam sate, serta Bali dan Pekalongan masing-masing sejumlah 11 ragam sate.
Baca Juga : Ayo ke Festival Kuliner Nasi Goreng dan Sate
Bahan yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sate adalah daging sapi (48,05%) diikuti daging ayam (37,66%) dan daging kambing (20,77%). Empat bumbu kecuali garam yang paling sering dipakai dalam ragam sate adalah bawang putih (96,92%), bawang merah (81 ,53%), ketumbar (64,61%), dan gula kelapa (63 ,07%).
Bumbu yang paling banyak digunakan dalam pembuatan saus atau kuah adalah kacang tanah (11.51%), diikuti bawang merah (10,32%), bawang putih (9,52%) dan kecap manis (8,73%). Pelengkap yang paling banyak digunakan adalah kecap manis (3,17%), bawang merah iris (2,77%), cabai rawit merah (2,38%), tomat (2,38%), dan bawang goreng (2,38%).
“Melihat ragam dan sebarannnya cukup banyak, maka sate menjadi produk kuliner yang pantas menjadi salah satu representasi hidnagan Indonesia,” jelas peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) UGM ini.
Murdjati menyampaikan dalam penelitian ini dihasilkan definisi baru sate berdasarkan ragam bahan, bumbu dan cara memasaknya yaitu hidangan lauk pauk yang berbahan hewani ataupun nabati yang dibumbui dengan berbagai macam bumbu sesuai citarasa daerahnya lalu dibakar hingga masak serta dapat disajikan dengan pelengkap.
“Yang unik, terdapat satu macam sate yang tidak memenuhi definisi sate, yakni Sate Godog dari Aceh karena diolah dengan cara direbus tanpa proses pembakaran,” ungkapnya.
Comments