STARJOGJA.COM, Jogja – Dedikasi menjadi point penting dalam Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Dedikasi Santri untuk Indonesia Mandiri menjadi tema besar peringatan hari santri tahun 2018 ini.
Sekjend PBNU Ahmad Helmy Faishal Zaini berpesan kepada santri agar kembali melihat peradaban dan kebudayaan yang dimiliki nusantara.
“Sudah saatnya kita kembali kepada entitas bangsa yang besar yang memiliki peradaban, kebudayaan yang tinggi. Punya tepo seliro, musyawarah, gotong royong, coba kita ke Arab ke Amerika tidak ada itu budaya gotong royong. Tepo seliro ga ada. Dedikasi santri untuk Indonesia ya untuk itu,” katanya di Radio Starjogja FM Jumat 12 Oktober 2018.
Baca Juga : Hari Santri NU Ajak Budidayakan Ikan di DIY
Menurut Faisal dedikasi santri ini perlu ditegaskan lagi dalam berbagai kegiatan dan sikap. Sebab, perkembangan teknologi sangat mempengaruhi budaya nusantara yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Kita ini sering kemasukan gerakan trans nasional radikalisme dan terorisme global. Baca dari suatu kajian menyebutkan 4 persen dari penduduk indonesia itu terpapar dengan gerakan radikalism itu 10 juta itu besar sekali. Itu pertanda paham yang masuk ke sosial media itu besar sekali maka diperlukan literasi media dalam sosial media yang baik,” katanya.
Faishal mengatakan santri yang dimaksud disini bukan hanya dari kalangan pesantren tapi juga para pelajar yang memiliki kepribadian menjadi manusia seutuhnya. Sehingga hari santri ini bisa diperingati semua orang yang berpandangan sama.
“Nah 22 Oktober ini mengingatkan kepada sejarah saat serangan NICA, lalu ulama melakukan resolusi jihad dengan fatwa jihad bahwa mendukung negara itu hukumnya wajib kalo tidak ada resolusi jihad maka kita akan kemasukan penjajah,” katanya
Memperingati Hari Santri ini ia berpesan agar terus menguatkan cinta kepada tanah air. Sebab dalam islam disebutkan cinta tanah air itu bagian dari iman.
“Hubbul Waton Minal Iman. Cinta tanah air itu bagian dari agama,” katanya.
Comments