STARJOGJA.COM, Jogja – Inovasi teknologi finansial menjadi harapan mencapai inklusi keuangan Indonesia. Terlebih pengguna internet di Indonesia sendiri telah mencapai lebih dari 50% total penduduk.
Meski demikian pengembang teknologi finansial ini harus meningkatkan keamanan dan kenyamanan bertransaksi. World Bank merilis akses terhadap produk finansial di Indonesia masih tergolong rendah. Pemilik kartu debit di Indonesia pada tahun 2014 hanya sebesar 25.9% dari total populasi.
Country Head of Commercial Finmas Agung Wibowo mengatakan produk teknologi finansial atau fintech kini tengah berkembang tidak hanya melayani sektor peminjaman uang saja, namun masih banyak produk lainnya yang masih bisa dikembangkan.
Baca Juga : BPD DIY Siap Berkerjasama Dengan FinTech
“Seperti layanan peminjaman dalam bentuk barang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau usaha juga merupakan bagian dari teknologi finansial yang kini tengah ramai di pasaran,” kata Agung dalam Diskusi Talkshow Founders’ Meetup ke-4 di Kampus UGM.
Agung mengatakan teknologi finansial khususnya untuk layanan peminjaman uang perlu memperhatikan manajemen risiko.
“Kredit pintar memiliki kredit score sebagai manajemen risiko sebelum memberikan pinjaman kepada calon peminjam,” katanya.
Markus Prommik selaku founder dan CEO Danabijak mengatakan ada sembilan 9 jenis teknologi finansial yang kini tengah berkembang di Indonesia, yakni Payment, Lending, POS System, Accounting, Personal Finance and Wealth Management,Comparison, Insurtech, Crowdfunding, dan Crypto & Blockchain.
Founders’ Meetup ke-4 Innovative Academy pun disambut baik oleh audiens. Founders’ Meetup ini menghadirkan tiga orang pembicara yakni Country Head of Commercial Finmas Agung Wibowo, Senior Business Development Kredit Pintar Chandra Dwi Febriana, Founder dan CEO Dana Bijak Markus Prommik.
Comments