STARJOGJA.COM, SAMARINDA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengadakan Muktamar IDI Ke-30.Muktamar IDI ke 30 Soroti Transformasi Sistem Pelayanan kesehatan.
Muktamar merupakan musyawarah nasional dokter untuk menentukan kebijakan strategis nasional. Tema Muktamar IDI Ke-30 tahun 2018 ini adalah ‘Transformasi Sistem Pelayanan kesehatan dan Sistem Pendidikan Kedokteran yang Komprehensif dan Multisektoral menuju Indonesia Sehat’.
Ketua Umum PB IDI – Ilham Oetama Marsis, mengatakan Perbaikan kualitas SDM Indonesia khususnya kualitas dokter menjadi salah satu perhatian utama IDI . Upaya ini terus dilakukan oleh IDI melalui advokasi pendidikan kedokteran dan program Continuing Professional Development (CPD).
” Kualitas pendidikan di lebih 80 fakultas kedokteran di seluruh Indonesia menjadi perhatian serius bagi IDI. Output dari pendidikan kedokteran harusnya dapat mengangkat ketertinggalan Indonesia dalam persaingan dengan negara lain,” turut Ilham.
Menurutnya, Pendidikan kedokteran masih menjadi pendidikan yang sulit dijangkau oleh masyarakat tidak mampu oleh sebab tingginya biaya pendidikan di fakultas kedokteran. Penguasaan teknologi Kesehatan pun belum memperlihatkan kemampuan daya saing Indonesia dengan negara lain. Gap teknologi Kesehatan sangat terlihat jika Indonesia disandingkan dengan negara lain. Bahkan untuk di tingkat ASEAN, Indonesia masih berada jauh di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
” IDI mendorong agar pemanfaatan teknologi, serta pengembangan teknologi kedokteran harus mulai diperkenalkan sejak pendidikan Basic Medical Education (BME). Tantangan revolusi industri 4.0 yang berdampak luas terutama pada sektor Kesehatan harus dihadapi dengan meningkatkan kemampuan SDM kesehatan kita dalam teknologi dan informasi ” lanjut Ilham
Senada dengan Ketua Umum PB IDI, di acara muktamar ini, Presiden Jokowi mengajak para dokter dan insan kesehatan untuk dapat mengikuti perubahan global demi pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa peringatan Hari Dokter Nasional tak terlepas dengan perjuangan para dokter Tanah Air di bidangnya selama masa penjajahan.
“Sejarah membuktikan bahwa banyak pejuang kemerdekaan yang berlatar belakang dokter. Coba kita ingat Dr. Soetomo tokoh pendiri Budi Utomo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo tokoh tiga serangkai pendiri Indische Party, dr. Wahidin Soedirohoesodo yang memperjuangkan pemuda-pemuda pribumi untuk menempuh pendidikan, serta dokter-dokter lainnya.”
Selain itu, Presiden juga mengharapkan dengan perkembangan teknologi serta informasi yang semakin pesat menuntut perubahan dan menimbulkan disrupsi dalam banyak hal, Rumah Sakit juga dapat mengikuti perubahan global yakni Revolusi Industri keempat yang memunculkan tantangan bagi bagi banyak industri, tak terkecuali ranah kedokteran termasuk industri kesehatan dan manajemen rumah sakit.
Comments