STARJOGJA.COM, Sleman – Tingginya potensi ancaman bencana, memerlukan upaya kesiapsiagaan dan kesadaran bersama untuk menghadapinya khususnya untuk kelompok rentan seperti bayi, balita, ibu hamil, dan lansia.
Anggota Tim Disaster FKKMK UGM Bella Donna, mengatakan kelompok rentan diprioritaskan dalam penanganan korban dalam kondisi bencana.
“Kelompok rentan ini menjadi prioritas untuk diselamatkan dan penanganan sisi kesehatannya,” kata Bella dalam Talkshow Darurat Kebencanaan dan Manajemen Kelompok Rentan di UGM, Rabu (31/10/2018).
Baca Juga :FIB UGM Gelar Deklarasi Anti Klitih
Bagi para relawan dan tim medis yang diterjunkan saat bencana harus memetakan jumlah kelompok rentan di pos pengungsian dan daerah.
“Pemetaan ini sangat penting dalam penanggulangan korban terdampak,” katanya.
Penetapan status bencana nasional menurutnya tidak mudah karena indikator penetapan status berdasarkan jumlah korban dan tingkat kerusakan. Meskipun penetapan bencana nasional mempermudah masuknya bantuan dari luar masuk ke Indonesia.
“Lalu apakah pemerintah daerah masih mampu dan masih ada orang yang bekerja, sehingga tidak perlu status bencana nasional,” katanya.
Bencana gempa bumi dan tsunami di Palu, meski statusnya bukan bencana nasional namun pemerintah memperbolehkan bantuan tenaga medis dari luar namun menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
“Dokter bedah tulang di palu sudah turun 60 orang, itu sudah cukup, jika pun kurang kita tinggal meminta dokter spesialis lainnya dari daerah lain,” katanya.
Bella yang menjadi tim kesehatan saat bencana Palu tersebut mengatakan saat ini sudah ada 2600 relawan yang berada di daerah Sulawesi tengah. Menurutnya saat ini tenaga kesehatan tidak lagi menangani operasi bedah tulang.
“Tim kesehatan saat ini lebih banyak menangani penyakit yang muncul pada pos pengungsian, karena mereka masih tidur di tenda beralaskan tikar,” katanya.
Danang Samsurizal Manager Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengatakan setiap daerah umumnya kesulitan mengirim tim tenaga kesehatan sebab, tidak adanya anggaran untuk kegiatan respon cepat kemanusiaan.
“Perlu dana cadangan yang dikelola dari dana charity atau CSR,” ujarnya.
Comments