STARJOGJA.COM, Sleman – Startup HARA mengadakan seminar roadshow untuk memperkenalkan HARA TOKEN kepada para investor yang hadir untuk dapat bekerja sama. HARA TOKEN ini dapat membantu pertanian yang ada di Indonesia pada saat ini.
“HARA TOKEN ini sendiri sebagai penyimpan data asset yang di lengkapi dengan Teknologi Blackhain,” ujar Regi Wahyu, CEO HARA, saat mengisi seminar HARA Roadshow di ballroom Hotel Tentrem, Kamis 8 November 2018.
HARA berharap dapat menyejahterakan para petani yang ada di Indonesia dan para pelaku Agriculture sehingga tidak perlu lagi mengimpor beras. Data asset yang tersimpan di HARA ini nantinya akan memuat berbagai data yang dapat digunakan untuk mempermudah pembeli data.
Baca Juga : Satgas Waspada Investasi Temukan 182 Fintech Tanpa Izin
“Digital aset ini sangat penting, aset ini memang tidak terlihat tapi berharga. Kalau dulu revolusi industri 3.0 era internet, sekarang lahirlah revolusi industri 4.0 era data dimana data itu sangat penting bagi penyedia maupun pembeli data,” tuturnya.
Menurutnya HARA TOKEN impor beras yang dilakukan dapat dikurangi jika data dari dalam negeri sendiri dibuat dengan benar. Semua bisa dilihat dari data konsumsi beras per orang 110 Kg/tahun yang artinya Indonesia bisa mengimpor 2.000.000 Ton beras pada tahun 2018.
“Kita berharap semua data tentang Agrikultur dapat di gali lebih dalam lagi, berbagai informasi tentang agrikultur dapat membantu para stakeholder untuk mengetahui bagaimana potensi dan hambatan yang terjadi di sektor Pertanian ini,” ujarnya.
HARA menggunakan teknologi Blackchain untuk memberikan insentif yang sesuai untuk para penyedia data dan pembeli data. Insentif ini diberikan melalui HARA TOKEN yang digunakan untuk transaksi pertukaran data.
Comments