STARJOGJA.COM. JOGJA – Ribuan warga antusias mengikuti Grebeg Mulud Tahun Jawa Be 1952 di Alun-Alun Utara Jogja, Rabu (21/11/2018).Tujuh Gunungan Habis Diserbu Masyarakat.
Tahun ini ada tujuh gunungan, yang terdiri dari tiga Gunungan Lanang, dan masing-masing satu Gunungan Wadon; Gunungan Gepak, Gunungan Darat dan Gunungan Pawuhan. Tepat pukul 10.00 WIB, sebanyak lima gunungan dibawa ke Masjid Gedhe, sedangkan dua lainnya diserahkan ke Kepatihan dan Puro Pakualaman.
Setelah selesai didoakan di Masjid Gedhe, empat gunungan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah dari Sri Sultan. Selain itu, satu Gunungan Gepak diserahkan kepada para pengurus masjid di Pengulon.
Satya Bilal, Tepas Tanda Yekti Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengatakan dasar dgelarnya upacara adat ini adalah kalender Sultan Agungan. Tarikh Jawa yang disusun pada jaman keemasan kerajaan Mataram ini dihitung berdasarkan peredaran bulan dengan angka tahun yang meneruskan bilangan Tahun Saka.
“Setelah selesai didoakan di Masjid Gedhe, empat gunungan dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah dari Sri Sultan. Selain itu, satu Gunungan Gepak diserahkan kepada para pengurus masjid di Pengulon,” katanya,dikutip dari Harianjogja.com.
Gunungan Putri berisi jajanan, seperti ketan dan kue-kue. Bentuknya sangat berbeda dengan Gunungan Lanang yang kerucut, sedangkan Gunungan Putri berbentuk kerucut terbalik. Gunungan yang berisi ketan memiliki banyak warna, yaitu pink, kuning, hitam, hijau, dan putih dan ukurannya kecil-kecil dan di tusuk dalam satu tusukan.
Gunungan yang lainnya hampir sama isinya, hanya saja bentuknya yang membedakan, ada yang lebih kecil maupun lebih besar dari Gunungan Putri. Semua gunungan memiliki arti masing-masing yang semuanya berarti tentang kehidupan hubungan manusia dengan alam
Comments