STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat Yogyakarta tidak takut terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi pada Minggu (16/12) malam pukul 19.00 WIB yang meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol. Ia meminta kepada orang yang takur dengan aktivitas Merapi untuk keluar dari Yogyakarta
” Saya kira Merapi tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan sehingga masyarakat itu ada rasa was-was, panik, dan sebagainya, jangan,” kata Sultan di Kompleks Kantor Kepatihan kepada Antara Senin (17/12/2018).
Sbagai salah satu gunung teraktif di dunia wajar saja jika Merapi beraktivitas seperti saat ini. Sultan berharap masyarakat Yogyakarta bisa ikhlas menerima kondisi Gunung Merapi.
Baca Juga : Gubernur DIY Sri Sultan HB X Ikuti Coklit untuk Pemilu 2019
“Merapi itu sudah rutin, empat tahun sekali punya aktivitas karena Merapi itu salah satu gunung teraktif di dunia,” kata dia.
Aktivitas Merapi seperti ini hanya perlu kewaspadaan saja apabila sewaktu-waktu terjadi letusan. Langkah antisipasi perlu dilakukan jika perkembangan aktivitas terus meningkat.
“Karena letusan lava itu hanya mengalir ke bawah, ya bagaimana yang dekat dengan Merapi di lereng Merapi mewaspadai,” kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini.
Sultan meyakini masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi telah memiliki kesiapsiagaan. Saat Gunung Merapi mengalami erupsi dan kondisi dirasa berbahaya mereka bisa bergegas pergi mengungsi.
“Kalau mereka (masyarakat di lereng Merapi) sudah siap ‘wong’… barangnya tidak pernah dimasukkan lemari, semua dimasukkan dalam koper. Jadi mereka sebetulnya tidak mempersoalkan,” kata dia.
Pada Minggu (16/12) malam pukul 19.00 WIB Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol dengan intensitas guguran yang masih rendah.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin, mengatakan guguran itu masih berpotensi muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu. “Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi,” kata Hanik.
Comments