STARJOGJA.COM, JAKARTA — Perangkat lunak atau perangkat keras yang dibuat pemasok peralatan telekomunikasi asal China, Huawei dan ZTE menjadi perhatian Republik Ceko. Pengawas cyber Republik Ceko yaitu Czech National Cyber and Information Security Agency (NCISA), memperingatkan kepada operator seluler yang ada di Ceko, Senin (17/12/2018) malam terkait ancaman keamanan nasional.
“Undang-undang China mengharuskan perusahaan swasta yang tinggal di China untuk bekerja sama dengan badan intelijen, karena itu memasukkan mereka ke dalam sistem inti negara, berpotensi menghadirkan ancaman [untuk negara lain],” ungkap Dusan Navratil, Direktur NCISA seperti dikutip Bisnis.com Selasa (18/12/2018).
Badan pengawas resmi pemerintah Ceko ini menambahkan bahwa pemberitahuan peringatan itu didasarkan pada temuannya dan informasi negara sekutu.
Baca Juga : Huawei Kembangkan Jam Pintar Khusus Game
Huawei, yang menjadi salah satu produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, menghadapi pengawasan ketat dari Barat atas kekhawatiran perangkatnya digunakan Beijing untuk aktivitas intelijen. Tetapi perusahaan ini pun telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Sebagai tanggapan, juru bicara Huawei menyatakan dengan tegas menolak setiap pendapat bahwa yang dianggap mengancam keamanan nasional. Pabrikan China ini menyerukan NCISA untuk memberikan bukti pasti.
“Keamanan cyber selalu menjadi prioritas utama Huawei, dan menjadi mitra tepercaya untuk semua operator telekomunikasi utama di Republik Ceko,” tambahnya.
Juru bicara pabrikan China ini juga menyebut tidak ada undang-undang di China untuk memaksa Huawei mewajibkan memasang ‘pintu belakang’. Hal ini mengacu pada peringatan AS bahwa perlengkapan jaringan pabrikan berbasis di Kota Shenzen ini memiliki ‘pintu belakang’ yang memungkinkan mata-mata China meretas jaringan infrastruktur penting atau obyek vital negara lain.
“Huawei tidak pernah menerima permintaan seperti itu dari pemerintah mana pun, dan kami tidak akan pernah menyetujuinya,” tegas juru bicara pabrikan berbasis di Kota Shenzen ini.
Di sisi lain, beberapa operator telah menguji jaringan 5G di beberapa lokasi Republik Ceko. Nantinya Ceko berencana memulai lelang frekuensi transmisi 5G pada 2019.
Investasi dari PPF Group yang memiliki infrastruktur telekomunikasi terkenal Czech Telecommunications Infrastructure Inc atau akrab disebut CETIN, bahkan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Huawei untuk bekerja sama dalam teknologi 5G.
Sementara di belahan dunia lain kedua pabrikan asal China ini sedang menghadapi pencekalan di berbagai negara, di antaranya AS, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya oleh Reuters menyatakan kini pejabat pemerintah AS telah menekan perusahaan asal Jerman Deutsche Telekom, pemilik saham mayoritas T-Mobile AS, untuk berhenti menggunakan peralatan asal China.
Jepang melalui keterangannya di bulan ini pun berencana melarang pembelian peralatan pemerintahan dari Huawei dan ZTE untuk meningkatkan pertahanan terhadap kebocoran intelijen dan serangan cyber.
Sedangkan agen intelijen Selandia Baru, bulan lalu menolak permintaan penyedia telekomunikasi untuk menggunakan peralatan Huawei 5G. Terakhir, Australia telah melarang untuk memasok peralatan 5G. Kedua negara ini mengutip dalih kekhawatiran keamanan nasional.
Pengamat bahkan menyatakan adanya potensi negara lain menyusul pencekalan Huawei dan ZTE. Misalnya anggota aliansi kerja sama pertukaran data intelijen yang akrab disebut Five Eyes, yaitu AS, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Inggris.
Comments