STARJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL – BPBD Gunungkidul mendata ada lima titik di jalur Jogja-Wonosari rawan longsor di musim hujan. Kelima lokasi yang rawan longsor meliputi dua titik di Desa Patuk dan tiga titik lainnya di Desa Bunder.
Kepala Pelakasana BPBD Gunungkidul Edi Basuki mengatakan, pendataan potensi rawan dilakukan sebagai upaya mitigasi bencana pada saat musim hujan. Kelima lokasi rawan longsor, semuanya berada di wilayah Kecamatan Patuk.
“Kontur jalan yang naik turun dan berbukit sehingga ada potensi longsor,” kata Edi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia Rabu (18/12/2018).
Menurut dia, di titik-titik rawan ini pengendara harus berhati-hati, khususnya pada saat hujan turun. Meski demikian, apabila terjadi longsoran kemungkinan tidak akan menutup jalur secara total. Hal itu berdasarkan kejadian tanah longsor di 2017 lalu yang memakan sepertiga bahu jalan sehingga dilakukan buka tutup jalan.
“Di sana [Kecamatan Patuk] hanya berupa lereng perbukitan kecil, jadi [Kalau ada longsor] tidak sampai menutup jalan. Tahun lalu sempat ada longsor dan masih bisa dilintasi kendaraan tertentu,” ujarnya.
Ditambahkannya, selain mendata lima titik longsor di jalur utama Jogja-Wonosari, BPBD juga mencatat potensi rawan longsor di kecamatan.
“Titik rawan longsor itu berpotensi terjadi di wilayah Kecamatan Ponjong, Semin, Ngawen, Nglipar, Gedangsari, Patuk, dan Purwosari,” katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Eddy Praptono mengatakan, kawasan rawan longsor di jalur Jogja-Wonosari bukan kewenangan kabupaten.
Hal ini mengacu pada status jalan yang merupakan milik provinsi. Oleh karenanya, pada saat terjadi masalah kewenangan perbaikan berada di Pemerintah Provinsi DIY.
“Tetap ada koordinasi, tapi untuk perbaikan sepenuhnya berada di Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Mineral DIY,” tutupnya.
Comments