Yogyakarta – Desa Tegalrejo, Gedangsari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi Kampung Berseri Astra (KBA). Desa Tegalrejo menjadi salah satu dari Desa Wisata Budaya dan masuk dalam “Pesona Gedangsari”. Bahkan saat peresmian dihadiri oleh Gubernur DIY dan Bupati Kab. Gunungkidul Badingah, eksekutif dan manajemen Grup Astra.
Kepala Sekolah SMKN 2 Gedangsari Supiningsih mengaku jika sekolahnya sangat terbantu dengan program Astra di bidang pendidikan. Bantuannya kepada sekolah sangat komplit di semua bidang mulai dari gedung, laboratorium, perpustakaan, Teaching Factory dan lab komputer.
“Siswa kami dibiayai, termasuk alat dan gurunya difasilitasi pelatihan seperti hari ini pewarnaan alam,” katanya beberapa waktu lalu kepada Starjogja.com.
Supingsih mengatakan sekolahnya dapat dikenal di dunia maya akibat sumbangsih Astra. Sejak jurusan tata busana maka sekolahnya mulai dikenal secara nasional.
“Hubungan batik kami difasilitasi mulai cantingnya, wajan kecil, lab pewarnaan alam juga, pengolahan batik sampai jadi sampai toko online,” katanya.
Semua produk siswanya dibuat di Teaching Factory dan hasilnya disimpan di galery. Sementara pelatihan juga digelar di sekolahnya.
“Pewarnaan alam disini mau UMKM hanya disini tempatnya. Semua warga disini, umkm siswa ada. Tempatnya ya disini saja,” katanya.
Supiningsih mengatakan sekolahnya dengan 655 siswa ada tiga jurusan Teknik Ringan, Akutansi dan Tata Busana. Sebelum Astra masuk sekolahnya hanya biasa saja.
“Ketika di Jakarta dia bilang dari mana dari Gedangsari 2, dia bilang batiknya bagus langsung bilang gitu lho,” katanya.
Ia senang karena sekolahnya mulai dikenal secara luas dengan program yang sudah diberikan oleh Astra. Ia tidak menyangka bantuan Astra kepada sekolahnya sangat besar.
“Lalu terkenal dimana-mana ada kunjungan dari Kalimantan kita tidak promo-promo juga mereka datang kesini,” katanya.
Ia mengaku jika tidak dibantu oleh Astra maka hasilnya juga akan tidak seperti sekarang. Hasilnya sangat terlihat dalam ranking sekolah tingkat kabupaten.
“Naik secara peringkat sekolah. Tahun ini menjadi peringkat 6 ya di kabupaten,” katanya.
Menurutnya, pendidikan yang bagus akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat sekitar. Sehingga beberapa fasilitas yang diberikan ke sekolahnya berimbas ke masyarkat sekitar.
“Lab pewarnaan alam itu juga dengan masyarakat sekitar, UMKM batik sekitar. Itu pengaruh, mereka bisa buat batik dengan beragam dan inovatif,” katanya.
Sriyanti salah satu komunitas batik Tegalrejo mengatakan komunitasnya terbantu dengan pengetahuan pewarnaan alam. Warga dan komunitas ini mendapatkan ilmu soal proses pewarnaan alam.
“Kita terbantu dengan pelatihan ini baru. Bagaimana prosesnya, misal coklatnya coklat muda bagaimana suhunya nanti ditentukan,” katanya.
Komuntiasnya ada 10 orang sementara di daerahnya setidaknya ada 8 komunitas dengan jumlah anggota bervariasi.
“Batik ini sangat menghasilkan. Dulu kan fokus di luar. Sekarang fokus disini, karena menghasilkan alo ada tamu kita tampilkan produknya,” katanya.
Sementara itu Penggerak KBA Sugiman mengatakan Astra sangat membantu pendidikan Gedangsari di 6 SD, 1 SMP dan 1 SMK sejak 2006. Setiap siswa bisa membatik dengan motif Gedangsari.
“Rekor MURI Membatik Lintas Generasi/Usia Pertama di dunia dan Pagelaran Busana Pertama di Wanajati yang pertama di Indonesia,” katanya.
Sugiman mengatakan rintisan desa wisata berjudul Pesona Gedangsari memperlihatkan potensi-potensi yang ada mulai dari Kampung Batik, Laboratorium Mini Zat Pewarna Alam, Teaching Factory Perbengkelan Sepeda Motor Roda Dua. Sehingga potensi wisata juga menjadi perhatian warga Tegalrejo.
“Homestay ada kami kan 11 pedukuhan. Kami dengan Gunungapi purba juga kan deket, Pokdarwis kan deket dengan kami,” katanya.
Comments