STARJOGJA.COM, Gunungkidul – Kasus bunuh diri masih seringkali terjadi di wilayah kabupaten Gunungkidul, hal ini menjadi penanda permasalahan kesehatan jiwa perlu ditangani dengan serius. Untuk mencegah adanya kasus bunuh diri di Gunungkidul, Lembaga Swadaya Masayarakat IMAJI (Inti Mata Jiwa) melakukan pendampingan terhadap ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
“Berdasarkan data dari LSM, tahun 2018 ada 30 kasus kejadian bunuh diri, tapi dari 30 kasus, 3 diantaranya gagal melakukan aksi bunuh diri, hal ini perlu kita dampingi secara eksklusif untu orang-orang yang sudah merencanakan bunuh diri,” ujar Wahyu Hidayat, selaku relawan dari LSM IMAJI Selasa, 22 Januari 2019.
Faktor utama dari kasus ini ialah para pelaku bunuh diri mengalami depresi. Selain itu, masalah keluarga, masalah kesehatan, hingga masalah ekonomi juga menjadi faktor dari kasus bunuh diri.
Baca Juga :Gunung Kidul bentuk tim penanggulangan bunuh diri
“Pelaku bunuh diri ini kebanyakan berusia 40-60 tahun, sebagian besar laki-laki. Tapi ada juga usia muda seperti 18 tahun,” katanya.
Selain mandampingi ODGJ, untuk mengantisipasi terjadinya kasus bunuh diri pihak IMAJI juga mengarah pada kesehatan jiwa masyarakat Gunungkidul. Menurut Wahyu, dengan melakukan sosialisasi dan edukasi tentang kesehatan jiwa, IMAJI dapat mencegah orang-orang melakukan bunuh diri.
“Kita diskusikan pada aparat setempat, mencari alternatif pengembangan diri untuk orang yang gagal bunuh diri, dan untuk ODGJ,” jelasnya.
Wahyu juga mengatakan bahwa orang-orang yang rentan melakukan bunuh diri ini dapat dikenali dengan perilaku dari orang tersebut. Seperti adanya perubahan sikap hingga emosi yang tidak stabil.
“Perlu dukungan dari lingkungan sekitar, dan keterbukaan dari pihak keluarga,” ungkapnya.
Wahyu menghimbau kepada masyarakat untuk memiliki kepedulian terhadap sesama serta peka terhadap perubahan perilaku di lingkungan sekitar.
Comments