STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Selama ini, kita meyakini bahwa satu-satunya planet tempat kehidupan hanyalah di Bumi, terlepas dari sekian banyak teori konspirasi mengenai keberadaan Alien. Bukan tanpa sebab Bumi dianggap seperti itu. Karena memang segala sumber penunjang kehidupan air dan oksigen. Lalu, apakah disana juga ada kapas tumbuh di bulan.
Namun, hal tersebut tidak kemudian membuat para ilmuwan berpuas diri. Mereka terus saja menjelajah dan mencoba menemukan kemungkinan terkecil, apakah sejatinya ada planet lain yang juga bisa dihuni manusia, hewan maupun pohon kapas tumbuh di bulan.
Para ilmuwan dari berbagai negara seakan bertarung untuk menjadi yang pertama melakukan terobosan yang akan mengguncang jagat ilmu pengetahuan. Ilmuwan dari negara mana saja? Cina adalah salah satunya.
Baca Juga : Kisah Tamu Bulanan Pembawa Petaka di Nepal
Jika berbicara tentang Cina, negara ini merupakan salah satu pioneer teknologi. Sebut saja dalam bidang komunikasi. Sosial media di Cina berkembang dengan sangat pesat. Bahkan mereka memiliki platform lokal yang sangat bisa disandingkan dengan yang biasa kita gunakan. Untuk menandingi Twitter, mereka punya Sina Weibo. Facebook ala-ala? Ada Renren kok. Belum lagi kehadiran WeChat yang juga tak kalah fenomenalnya. Intinya, apa sih yang tidak dimiliki oleh Cina?
Seolah tak mau kalah, Cina juga turut serta mengiris kue penelitian antariksa. Cina menjadi negara pertama yang menanam tumbuhan, setelah misi Chang’e-4 membawa benih ke sisi gelap bulan dalam miniatur biosfer buatan pada 3 Januari 2019 yang lalu, dengan menempuh perjalanan selama 20 hari dari Bumi.
Namun sayangnya, beberapa hari setelah menyatakan bahwa bibit tanaman Kapas yang mereka coba tumbuhkan di Bulan berhasil tumbuh, nyatanya harus berakhir dengan berita yang tidak sesuai harapan kapas tumbuh di bulan.
Apa yang digadang-gadang akan menjadi tanaman pertama yang tumbuh di luar Bumi, ternyata tidak seperti yang diangankan. Ilmuwan harus mengakhiri percobaan mereka, setelah tanaman tersebut, layu dan mati pada 13 Januari 2019 yang lalu.
Profesor Xie Gengxin dari Universitas Chongqing, pimpinan desain percobaan luar angkasa Cina mengatakan “Berbeda dengan Bumi, Bulan tidak memiliki atmosfer untuk melindungi permukaannya dari suhu ekstrim.”
Xie mengatakan bahwa suhu di dalam biosfer buatan meningkat secara drastis, bahkan mencapai suhu ekstrim yang sangat tidak memungkinkan segala sesuatu dapat bertahan, termasuk benih tanaman.
“Meskipun kami memiliki 2 plat pengatur suhu, namun tetap saja suhu berada diatas 30 derajat Celcius . Tanaman tidak akan bertahan pada kondisi seperti itu.”
Kegagalan, mungkin itu istilah yang akan digunakan saat ini.
Namun, apakah rasa penasaran akan terhenti? Bagaimana menurut anda?
Comments