STARJOGJA.COM, JOGJA – Jajanan yang mengandung bahan berbahaya masih dijumpai di sekolah selama 5 tahun terakhir. Menurut BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) DIY , zat berbahaya seperti Boraks dan Rhodamin B masih sering ditemukan pada makanan jajanan anak di sekolahan.
“Masih ada sekitar 5%. Rhodamin B itu berbahaya itu pewarna tekstil, biasa ditemukan di jajanan anak-anak warnanya pin cerah, seperti arummanis, kalau boraks itu sering ditemukan di jajanan mie basah,” ujar Kepala BPOM DIY, Rustyawati kepada starjogja.com Rabu (30/1).
Rustyawati menyebutkan masih menemukan makanan produk rumahan yang mengandung zat berbahaya. Menurutnya masih minimnya pengetahuan para pengelola atau pembuat makanan rumahan tentang kesehatan maupun pengetahuan tentang bahayanya zat tersebut bila dikonsumsi.
“Kalau dari pabrik besar tidak ditemukan zat berbahaya. Mereka tidak berani, kalau ketahuan kita akan beri sanksi tegas yang tentu bisa memperburuk perusahaannya,” ujar Rustyawati.
Baca juga : Sleman Kampanyekan Perlindungan Jajanan Anak Sekolah
BPOM bekerja sama dengan Dinas Kesehatan maupun Dinas Pendidikan untuk mengedukasi dan melakukan sosialisasi bagi para pelaku usaha rumahan. Rustyawati mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mampu jika melakukan sosialisasi dengan mendatangi setiap rumah pelaku usaha.
“Jenis Produk rumahan kan banyak sekali, edukasi per orang akan sulit. Dinas kesehatan kan bisa lewat PKK untuk mengedukasi, Dinas Pendidikan bisa lewat anak didiknya untuk mengedukasi orantua,” tambah Rustyawati.
Selain mengandung bahan berbahaya, jajanan anak juga ditemukan mikrobiologi atau kuman yang disebabkan ketidak higienisan dari olahan jajanan tersebut. Jika sering mengkonsumsi jajanan tidak bersih dan mengandung bahan berbahaya tentu akan berpengaruh pada tubuh anak.
“Ini kan kategori bahan berbahaya, kalau makan ini terus-terusan akan menumpuk dalam tubuh, dan jika daya tahan tubuh anak rendah, akan tambah buruk bagi kesehatan anak,” jelas Rustyawati.
Untuk mencegah maraknya penjual makanan tidak sehat, BPOM melakukan upaya seperti memberikan program piagam berbintang untuk sekolah yang berkomitmen mencegah penjualan makanan berbahaya. Serta melakukan edukasi dengan mobil laboratorium keliling ke sekolah maupun pasar.
“Tentu kita akan mengedukasi guru, kantin, atau pedagang pasar harapannya anak-anak akan jadi sehat. Dan menghimbau agar membiasakan cuci tangan sebelum makan, agar tangan higenis,” ungkap Rustyawati.
Comments