STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Partai Golkar sebagai salah satu pendukung Jokowi diketahui lebih banyak mencalonkan caleg eks koruptor dibanding Partai Gerindra. Fakta tersebut tak ayal membuat Jokowi justru menjadi bulanan-bulanan kubu Prabowo.
Politik tidak bisa hanya soal serang menyerang antar lawan ketika maju di Pilpres atau kontestasi lainnya. Namun ketika membaca media massa ketika tim Prabowo menyebut balik bahwa tim Jokowi penuh dengan fakta sebaliknya. Kemudian berkoar-koar di media massa. Lalu, publik memiliki asumsi jika tim Jokowi menjadi tim yang paling banyak caleg eks koruptor.
Jika dilihat lagi semuanya harus datang dengan data. Jokowi ketika debat jelas menggunakan data diambil dari lembag pemerhati korupsi. Sementara tim Prabowo menggunakan data dari mana? Menurut hemat saya, memang tidak mudah menemukan caleg yang tidak korupsi.
Baca Juga : Iklan Caleg di Angkutan Umum Melanggar Aturan
Caleg eks koruptor itu memiliki dua pandangan, pertama mungkin yang eks koruptor itu sudah tobat sehingga ingin memperbaiki lagi kesalahannya. Kedua, bisa saja karena tahu potensi korupsinya besar sehingga ia mau lagi tanpa jejak tentunya. Jadi seolah ini sebuah tantangan yang mengundang adrenaline. Seperti merasakan perosotan di Water Boom pusat rekreasi air terkini. Awalnya susah dan takut namun ketika sudah merasakan sensainya ia seperti ingin naik lagi di puncak tertinggi. Mungkin sensasinya hampir sama dan yang jelas pengalaman naik perosotan water boom kedua lebih menyenangkan dan rasa takutnya mulai hilang.
Tapi yang jelas, paling penting adalah bukan eks koruptor tapi caleg yang anti koruptor yang paling banyak di tim mana. Itu harus melalui riset data, kalo perlu tim lain sekelas CIA juga turun. Jadi bukan eks nya, tapi jelas yang tidak korupsi. Camkan!!!
Comments