STARJOGJA.COM, Gunung Kidul – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah menyerang puluhan warga di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekretaris Dinkes Gunung Kidul Priyanta Madya Satmaka mengatakan jumlah kasus penyakit Demam Berdarah Dengue meningkat dibandingkan dengan 2018. Hingga saat ini sudah ada laporan 37 kasus DBD di Gunung Kidul.
“Kasus 2018 pada bulan yang sama sejumlah 19 kasus, jadi jauh lebih banyak saat ini,” kata Priyanta kepada Antara.
Kondisi ini membuat Dinkes Gunung Kidul mengupayakan juru pemantau jentik (jumantik) setiap rumah satu orang. Petugas yang ada di lapangan nantinya akan mengevaluasi dampaknya.
Baca Juga : Jumlah Penderita DBD Suatu Daerah Bisa Diprediksi
“Menurut kita gerakan PSN oleh masyarakat merupakan yang terpenting, sehingga tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak,” katanya.
Priyanta menyebut ada beberapa faktor pemicu banyaknya nyamuk yaitu perilaku masyarakat, curah hujan dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masih kurang. Kalau jumlah jentiknya sudah melebihi ambang batas maka akan dilakukan “fogging” (pengasapan).
“Fogging tidak bisa dilakukan asal-asalan, harus melalui kajian terlebih dahulu, Untuk itu, kami mendorong masyarakat untuk menanam tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender, dan serai-seraian. Karena tumbuhan tersebut tidak disukai nyamuk,” kata dia.
Untuk wilayah endemik, Priyanta menyebut ada dua kecamatan dengan penderita paling banyak, yakni Kecamatan Karangmojo dan Wonosari. Penyakit Demam Berdarah Dengue ini menyerang di segala usia, dari anak-anak hingga orang dewasa.
“Penderitanya tidak hanya anak-anak, tetapi orang dewasa juga kena. Ada beberapa kecamatan yang sampai saat ini belum ada penderitanya, kami berharap kecamatan lain tidak ditemukan DBD,” harapnya.
Comments