STARJOGJA.COM. SLEMAN – Anak berkebutuhan khusus di dorong bisa mandiri lewat wirausaha. Dengan menggunakan pemasaran digital, hasil karya mereka bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat. UNY pun terpanggil untuk memberikan pelatihan pemasaran berbasis online bagi anak berkebutuhan khusus.
Upaya itu diwujudkan denga Pelatihan Pemasaran Berbasis Online (Paperline) pada anak berkebutuhan khusus di SLB. Peserta pelatihan ditujukan bagi anak berkebutuhan khusus dengan melibatkan orangtua serta guru dan merupakan program keterampilan dalam memasarkan dan mensukseskan produk hasil karya anak berkebutuhan khusus.
Wahyuni Amilya, Linda Latiffa Tri Utami, Selvi Hernista prodi pendidikan luar biasa FIP dan Febri Arya Budi Wicaksono prodi D3 teknik mesin FT merancang pelatihan ini di SLB PGRI Minggir Sleman.
Berdasarkan hasil pengamatan tim pengabdi di SLB PGRI Minggir, terdapat beberapa siswa yang mampu mengoperasikan handphone Android, bahkan mereka mempunyai akun sosial media, sehingga tidak menutup kemungkinan mereka mampu memasarkan hasil produknya secara mudah dan mandiri.
Linda Latiffa menuturkan di SLB Minggir bekerjasama dengan salah satu perusahaan kerajinan anyaman bambu untuk menyalurkan hasil karya siswa dari kelas ketrampilan sentra menganyam. Selain bekerjasama untuk memasarkan produk karya siswa, sekolah juga menjual hasil kerajinan secara konvensional yaitu dari mulut ke mulut atau ketika mengikuti pameran. Hasil karya yang biasanya dijual yaitu anyaman bambu, batik jumputan dan batik tulis, serta sarung bantal.
“Dengan pelatihan ini diharapkan anak berkebutuhan khusus dapat lebih mandiri dalam memasarkan produknya” katanya.
Baca juga : Belajar Menjadi Manusia Sempurna dari Anak-anak IRD
Sementara itu, Selvi Hernista menjelaskan, materi pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi siswa.
“Kami melatih siswa tuna rungu, tuna daksa dan tuna grahita kategori ringan” kata Selvi.
Materi pelatihan meliputi tips mengambil gambar menggunakan handphone dan kamera digital, tips membuat kalimat iklan dan gaya tampilan yang menarik termasuk edit foto dan membuat broadcast, tips menjual produk melalui instagram dan fb, membuat akun buka lapak dan pelatihan penggunaannya, tips mengemas batik jumputan dan batik tulis untuk dikirim ke konsumen serta cara mengirim pesanan melalui kantor pos.
” Keterlibatan orangtua dan guru dalam proses evaluasi agar program ini dapat terus berkembang dikemudian hari,” tutupnya.
Comments