STARJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL – Sebanyak 47 desa tangguh bencana (destana) telah terbentuk di Kabupaten Gunung Kidul. Di tahun 2019, BPBD Kabupaten Gunung Kidul, menargetkan membentuk tujuh destana untuk mengantisipasi potensi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan hampir semua wilayah mempunyai resiko terjadi bencana. Untuk itulah kehadiran destana ini diharapkan mampu meningkatkan upaya mitigasi bencana kepada masyarakat.
” Gunungkidul itu punya sejumlah potensi bencana. tanah longsor beresiko terjadi di bagian utara, tengah di aliran Sungai Oyo potensinya banjir dan wilayah selatan ada potensi pasang laut dan kekeringan. Hampir semua kecamatan punya potensi puting beliung,” jelasnya kepada Star Jogja FM, Kamis Siang ( 21/02).
Baca juga : BPBD Sleman Kembali Kukuhkan Tim Siaga Bencana Sekolah
Ia juga menjelaskan BPBD bersama instansi terkait dan perguruan tinggi telah bekerjasama untuk memetakan wilayah resiko bencana. Hingga saat ini, pemetaan baru selesai dilakukan untuk dua potensi bencana,yakni tanah longsor dan kekeringan. Ia pun meminta masyarakat dan pengelola destana untuk mewaspadai potensi itu.
” Destana punya peran strategis untuk menghadapi bencana. Tahun ini kita membentuk tujuh desa tangguh bencana.,” katanya.
Adapun rencana tujuh desa tangguh bencana difokuskan di Desa Songbanyu dan Jepitu ( Kecamatan Girisubo), Siraman (Wonosari), Desa Karangngawen (Rongkop), Desa Bejiharjo (Karangmojo), dan Serut (Gedangsari). Sampai saat ini, ada 47 desa di Gunung Kidul yang masuk desa tangguh bencana.
“Harapannya setiap tahun kita menambah desa yang masuk destana. Ada beberapa persiapan yang dilakukan sebelum desa ditetapkan menjadi destana,” katanya.
Comments