By 
STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Sosialisasi Pemilu bagi warga disabilitas dinilai kurang maksimal. Winarta Komisioner Komite Perlindungan Hak Difabel Jogja mengatakan sosialisasi Pemilu kepada warga disabilitas belum menyeluruh.
“Catatan saya paling banyak dipersoalkan minimnya sosialisasi Pemilu. Penyelenggara melakukan sosialisasi tapi terbatas dan belum menjangkau keseluruhan,” katanya kepada Starjogja 101,3 FM Senin (25/2/2019).
Winarta mengatakan saat sosialisasi pemilu masih banyak kendala. Terutama dalam metode sosialisasi yang diberikan kepada warga disabilitas.
Baca Juga : Pemilu yang Ramah Disabilitas Bagi KPU DIY
“Metode sosialisasi belum cukup sesuai kondisi teman disabilitas. Jangan gunakan satu metode saja,” katanya.
Belum menyeluruhnya sosialisasi ini membuat masalah yang muncul di pihak disabilitas cukup banyak bahkan mendasar. Winarta mengatakan masalah mendasar yang terjadi adalah kesulitan menyampaikan pilihan saat pemilu.
“Masalah cukup kompleks ketika mereka datang ke TPS mereka menyalurkan hak memilih entah di Pileg ataupun sekarang dia akan Pilpres. Mereka banyak yang bingung. calon yang baik seperti apa ini masalah mendasar,” katanya.
Winarta mengapresiasi KPU yang sudah melakukan sosialisasi. Tapi sosialisasi yang dilakukan KPU dinilai masih terbatas belum menyeluruh ke seluruh difabel.
“Tuna netra tentu tidak bisa baca surat suara. Ini nama calon banyak sekali mereka belum dapat informasi calon yang cukup,” katanya.
Winarta melihat adanya pendamping saat disabilitas ini akan menggunakan hak pilihnya cukup bagus. Namun, pendamping dari panitia dinilai belum bisa menjaga kerahasiaan pemilu.
“Cuma mereka juga ga tau siapa pendampingnya meskipun KPU mebebaskan siapa pemilihannya. Akhirnya pendamping dari panitia itu pilihannya rahasianya juga tidak cukup terjamin, ini masih persoalan yang perlu diantisipasi,” katanya.
Comments