STARJOGJA.COM, Esai – Kampanye hitam tetap jadi momok bagi suasana demokrasi di Indonesia saat ini. Jelang datangnya hari H pemilu 2019 April mendatang, serangan datang silih berganti untuk kedua pasangan yang maju.
Usai adanya tabloid Indonesia Barokah yang menyudutkan pasangan 02, kini tengah viral video Ibu-ibu yang disebut melakukan kampanye hitam menyerang pasangan 01. Saling tuding pun muncul antar kedua kubu terkait dua temuan ini. Saling bantah pun tak terelakkan. Semuanya mengambil kesempatan untuk memukul lawan masing-masing.
Dari kondisi inilah, kita disadarkan akan kondisi dimana bangsa Indonesia masih belum dewasa dalam berpolitik. Kedewasaan dalam berpolitik masih menjadi tantangan besar bangsa ini. Hampir pada setiap momentum pesta politik, baik itu pemilu maupun pilkada, praktik tercela berupa kampanye hitam masih kerap terjadi.
Baca Juga : Twitter Luncurkan Alat Identifikasi Iklan Kampanye Politik
Berbagai macam cara dilakukan untuk mencari dukungan demi kemenangan pasangan yang didukungnya. Beragam cara dilakukan untuk menaikkan perolehan suaranya. Entah dengan cara halus beradu program atau bahkan beradu nyinyiran sekaligus menjual hoax dan kampanye hitam.
Mencari dukungan dengan cara menyebar kebohongan atau hoaks tentu dilarang. Ini jelas tidak sejalan dengan semangat demokrasi di mana kemenangan di setiap kontestasi seyogianya diperoleh dengan cara-cara bermartabat dan beretika.
Peredaran media informasi yang berisi kampanye hitam, kendati skalanya masih terbatas, harus menjadi perhatian serius semua pihak, baik pengawas pemilu, pemerintah daerah, maupun aparat keamanan. Jika hal seperti ini tidak direspons secara baik dan memadai, bukan tidak mungkin akan memperkeruh suasana dan rawan memicu munculnya sikap saling mencurigai di antara masyarakat.
Hal ini tentu sangat berbahaya karena berpotensi menimbulkan gesekan, terutama di kalangan akar rumput. Terlebih, lagi informasi yang tidak bertanggung jawab seperti itu diedarkan di rumah ibadah yang seharusnya bebas dari politik praktis.
Bawaslu sudah bekerja menyikapi kasus ini. Menarik memang mencermati langkah Bawaslu di beberapa daerah tak terkecuali di Kota Yogyakarta untuk mendorong terciptanya wilayah yang bebas politik uang, hoax dan ujaran kebencian. Ini sepatutnya menjadi upaya bersama untuk melawan kampanye hitam yang saling menjatuhkan dan tidak menampilkan adu gagasan atau bahkan prestasi.
Publik pun diharapkan cerdas untuk bisa memilah informasi yang didapatnya. Jangan mudah percaya agar kita tidak harus terpecah belah akibat adu domba kampanye hitam. Kita dukung langkah penegakan hukum untuk pelaku penyebar hoax, ujaran kebencian dan juga kampanye hitam.
Jangan cuman menjerat mereka pelaku di level lapangan, usut juga siapa yang mendesain aksi ini. Tak mungkin mereka bergerak tanpa ada asupan informasi yang dikembangkan menjadi sebuah produk kampanye hitam. Berikan hukuman tegas agar menjadi pelajaran buat semua. Tidak usah berpikir ini adalah upaya membungkam suara dan aspirasi masyarakat.
Ingat kebebasan itu harus digunakan dengan penuh tanggungjawab tanpa kemudian menodai kerukunan bangsa !!
Comments