STARJOGJA.COM, Bantul – Hujan deras yang mengguyur Bantul pada Minggu (17/3) pagi hingga malam membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul memberlakukan status siaga darurat. Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan status darurat ini menyusul banjir dan tanah longsor yang melanda Bantul.
“Kalau terkait siaga darurat di Bantul sudah kita tetapkan status siaga darurat selama seminggu yang dimulai sejak Senin (18/3),” katanya dikutip dari Antara Selasa (19/3/2019).
Status siaga darurat itu agar proses pemulihan berjalan lebih cepat. Sebab dampak bencana banjir tersebut dirasakan masyarakat di 13 kecamatan atau 36 desa, sementara tanah longsor diantaranya terjadi di wilayah Kedung Buweng Desa Wukirsari yang menimpa beberapa rumah dan mengakibatkan korban jiwa.
Baca Juga : 62 ha Lahan Tanaman Bawang Merah Bantul Terdampak
“Siaga darurat itu untuk segala sesuatu untuk menangani dalam kondisi darurat, jadi mekanisme prosedur sesuai dengan posisi tanggap darurat. Kalau kita butuh bantuan keuangan melalui dana tidak terduga bisa kita pakai untuk kondisikan,” katanya.
Status siaga darurat itu, juga sebagai kesiapsiagaan menghadapi kejadian bencana serupa atau minimal dampak yang diakibatkan bisa diminimalkan, mengingat potensi banjir akibat hujan deras diprediksi masih bisa terjadi.
“Kalau kita melihat situasi kondisi di Bantul ini kan posisi di wilayah hilir, mau tidak mau, suka tidak suka terkait bencana banjir pasti mana kala hujan serentak di seluruh DIY, dan yang terkena dampak paling parah tentu saja Bantul,” katanya.
Kulon Progo
Hujan seharian yang terjadi pada Minggu (17/3/2019) berdampak longsor di empat kecamatan. Dampak dari longsor tersebut, akses jalan sempat terganggu dan membuat sebagian rumah warga rusak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Ariadi mengatakan, pihaknya masih melakukan assessment pada titik-titik longsor di Kulonprogo.
“Sementara baru ada 19 lokasi saja yang sudah kita lakukan pendataan,” ujarnya.
Sebanyak 19 lokasi yang sudah terdata tersebut ada di empat kecamatan yaitu Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh, dan Nanggulan. Ia mengatakan, dampak dari longsor tersebut membuat akses jalanan menjadi terganggu, rumah warga pun sebagian rusak.
Warga Dusun Tirto, Desa Hargotirto, Kokap yang rumahnya terkena longsor, Suwarto mengatakan, pada Minggu (17/3/2019) seharian hujan tidak kunjung reda. Lalu pada pukul 17.00 WIB tiba-tiba longsor terjadi menimpa sebagian rumahnya.
“Dapur sama gudang yang rusak. Tidak bisa dipakai lagi,” ujarnya.
Ia mengatakan, sampai keesokan harinya belum ada penanganan sama sekali. Warga lainnya di Dusun Sebatang, Desa Hargotirto, Kokap, Jawadi mengatakan Jalan Lingkar Waduk Sermo di Dusun Sebatang, Desa Hargotirto, Kokap terkena longsor dan membuat akses lalu lintas sempat terganggu. “Baru sampai jam 11 siang tadi bisa dilalui kendaraan,” katanya.
Beberapa titik di sepanjang Jalan Lingkar Waduk Sermo terjadi longsor tidak hanya di Desa Hargotirto saja, tapi juga desa lainnya yaitu Desa Hargowilis.
“Kemarin sekitar jam 5 sore, karena hujan terus dari pagi, jadinya banyak yang longsor,” ujarnya. Pihak warga Desa Hargotirto dibantu Polsek dan Kodim melakukan penanganan longsor tersebut.
Comments