STARJOGJA.COM. JOGJA – Aplikasi ketenaganukliran untuk kesehatan terus meningkat. Prosedur kedokteran nuklir tidak sulit dan sangat aman untuk digunakan. Prosedur tersebut terbukti efektif, aman, tidak menyakitkan dan tidak memerlukan anestesi, serta dapat diaplikasikan pada berbagai spesialisasi medis, mulai dari pediatri, kardiologi hingga psikiatri.
Prof. Eri Hiswara, PTKMR BATAN mengatakan pemanfaatan radiasi pengion dan zat radioaktif dalam prosedur diganostik dan terapeutik sangat bermanfaat bagi banyak orang setiap tahunnya. Saat ini, sekitar 1/3 dari seluruh prosedur yang digunakan di rumah sakit modern, selalu melibatkan radiasi atau radioaktivitas.
” Nuklir untuk kesehatan bisa dipakai mulai dari pediatri, kardiologi hingga psikiatri. Sinar-X, pemindai MRI, pemindaian CAT, dan ultrasonografi merupakan salah satu contoh instrumen medis yang menggunakan iptek nuklir untuk membantu dokter dalam mendiagnosis kondisi tubuh pasien,” jelas Prof.Eri, kepada Star Jogja FM, Rabu (20/03/2019)
Eri menyebut radioterapi menggunakan nuklir sangat bermanfaat untuk bagi penderita penyakit kanker. Penyinaran yang dilakukan membawa manfaat untuk membuat pasien merasa lebih sehat dan berkurang rasa sakitnya.
” Penyinaran ini efektif bagi mereka yang barusan didiagnosa terkena kanker. Pasien merasa lebih nyaman dan sehat ataupun berkurang rasa sakitnya. Namun sayang memang banyak yang datang sudah telat, ” jelasnya.
Baca juga : Orang Berbadan Tinggi Berisiko Kanker ?
Prosedur kedokteran nuklir tidak sulit dan sangat aman untuk digunakan. Prosedur ini menggunakan bahan radioaktif dalam jumlah sangat kecil, yang disebut radiofarmaka atau radiotracer, untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit. Risiko radiasi yang terlibat dalam prosedur ini juga rendah dibandingkan manfaat yang mungkin diperoleh. Tidak ada efek samping jangka panjang yang diketahui, dan prosedur ini telah dimanfaatkan lebih dari 50 tahun.
” Proteksi harus dilakukan secara cermat dan hati hati.Proteksi radiasi bisa mengendalikan potensi radiasi yang akab melindungi pasien dan SDM yang melakukan proses radiasi kesehatan,” lanjutnya.
Dra. Rinawati Anwar , dari Pusdiklat BATAN mengatakan pihaknya rutin menyelenggarakan lima macam pelatihan (training) yang terkait dengan peningkatan kompetensi dan keterampilan pekerja dibidang radiasi nuklir, yaitu Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Industri, Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Medis, Pelatihan Radiografi, Pelatihan Petugas Proteksi Radiasi Radiografi Industri dan Pelatihan Proteksi Radiasi bagi Pekerja Radiasi.
” Pelatihan diperlukan untuk kelompok professional yang memiliki latar belakang pendidikan teknis, seperti fisika medis, namun tidak memiliki pengetahuan yang memadaimengenai proteksi radaisi. Spesialis teknis, dokter dan tenaga medis di bagian radiologi, radioterapi dan kedokteran nuklir, Selain itu, penyegaran secara berkala juga perlu dilakukan secara rutin untuk memastikan personil yang ditugaskan memenuhi persyaratan seperti yang diamanatkan oleh peraturan yang berlaku,” jelasnya.
Comments