STARJOGJA.COM, Sleman – Pemilihan kepala desa di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggunakan sistem elektronik (e-voting). E-voting dinilai lebih kredibel dibandingkan dengan mencoblos surat suara.
“Kami memang sedang berupaya untuk mengubah sistem pemilihan kepala desa (Pilkades) dengan e-voting. Dengan e-voting ini pilkades bisa lebih kredibel, selain juga mengikuti perkembangan zaman,” kata Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sleman Nuryanta Jumat (29/3/2019).
Nuryanta mengatakan sistem ini lebih murah dan flesibel dibandingkan dengan menggunakan surat suara membutuhkan biaya yang banyak untuk pencetakan kertas.
Baca Juga :Inilah Keunikan Pilkades Di Sleman
“Selain itu sering juga menimbulkan konflik. Baik itu dari internal tim atau konflik antar pendukung. Karena kerahasiaan dalam pilkades diragukan,” katanya.
Ia mengatakan, sistem elektronik voting ini juga untuk mengurangi kecurangan-kecurangan. Selain agar menjaga kerahasiaan saat memilih.
“Nanti di e-voting ini, pemilih tinggal pencet tombol saja, jadi rahasia lebih terjamin,” katanya.
Melalui elektronik voting ini, kata dia, juga akan berdampak dengan perolehan suara yang didapatkan calon. Karena tidak akan ada lagi suara yang gugur.
“Intinya e-voting ini agar tidak ada lagi gejolak,” katanya.
Ia mengatakan, untuk menerapkan elektronik voting ini persiapannya juga tidak bisa sebentar. Sehingga mulai dari sekarang pihaknya sudah menyusun rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Pilkades dengan elektronik voting.
‘Selain itu, sosialisasi ke masyarakat juga dilakukan. Disamping memberikan pendampingan dan pelatihan kepada penyelenggara pilkades. Panitia pelaksana diberi bimbingan cara operasional alat,” katanya.
Pada 2019, sebanyak 49 desa di Kabupaten Sleman akan menyelenggarakan pilkades dengan menggunakan e-voting. Untuk tempat pemungutan suara (TPS) mengacu kepada jumlah TPS saat Pilkada.
“Jumlah alat yang digunakan, sekitar 20 alat lebih. Nantinya pada setiap TPS jika jumlah pemilih lebih dari 300 orang maka akan disediakan dua alat,” katanya.
Menurut dia, mekanisme pilkades akan dilakukan serentak bergelombang untuk mengantisipasi keterbatasan alat. Sehingga dilakukan paling tidak dalam lima gelombang.
“Pelaksanaan pilkades 2019 ini targetnya dilakukan antara bulan Oktober hingga November,” katanya.
Comments