STARJOGJA.COM, JOGJA – Direktur Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (Sapda) Yogyakarta Nurul Saadah Andriyani berkeinginan agar seluruh perempuan penyandang disabilitas memaknai perayaan Hari Kartini sebagai pelecut semangat untuk menjadi aktor perubahan.
“Selama ini, perempuan penyandang disabilitas masih mengalami perlakuan yang tidak setara karena berbagai sebab. Bahkan, beberapa bentuk kekerasan pun masih kerap kami terima. Mulai dari kekerasan seksual, fisik maupun ekonomi,” kata Nurul Saadah Andriyani dikutip dari Antara, Minggu (21/4/2019).
Menurut dia, kondisi tersebut disebabkan karena perempuan disabilitas kerap dinilai tidak memiliki kapasitas yang sama dengan perempuan lain, bahkan dipandang tidak memiliki kapasitas setara oleh kaum laki-laki penyandang disabilitas.
Baca juga : Satmenwa UGM Gelar Upacara Hari Kartini
Padahal, lanjut dia, perempuan penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama dengan perempuan lain sehingga perlu diberi kesempatan.
“Memang sudah ada beberapa perempuan penyandang disabilitas yang mulai terlibat aktif dalam beberapa kegiatan. Namun, partisipasi kami untuk berbagai kegiatan di masyarakat termasuk pembangunan masih perlu terus ditingkatkan,” katanya.
Selama ini, Nurul mengatakan, kendala yang dihadapi perempuan penyandang disabilitas bukan hanya datang dari faktor eksternal karena penilaian orang lain dan lingkungan, tetapi juga terkadang dari faktor internal yaitu adanya rasa minder atau tidak percaya diri.
“Sebagian besar perempuan penyandang disabilitas memang tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Akibatnya, mereka tidak memiliki banyak informasi sehingga untuk berpikir kritis maupun menyuarakan hak menjadi terhambat. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyuarakan pendapat mereka,” katanya.
Comments