STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Masa Pemilu 2019 sudah masuk penghitungan suara . Namun begitu masyarakat dan pihak terkait untuk mengantisipasi simpang siurnya informasi. Sebab, pabrik hoax bisa muncul saat masa penghitungan suara ini.
“Pabrik hoax ini memang ada ini menyebarkan. Menyebarkan secara sistematis sehingga sulit untuk dilacak. Beda sama yang iseng gampang dilacak,” kata Reuben Raka dari Center for Digital Society (CfDS) UGM kepada Starjogja 101,3 FM Rabu (24/4/2019).
Masyarakat harus pintar ketika mendapatkan informasi yang belum benar ini. Sebab, saat ini pabrik hoax sudah menjadi industri.
Baca Juga : Jumlah Hoax Semakin Meningkat Tiap Bulannya
“Bisa saya katakan ini pabrik hoax jadi industri ramai dari biasanya ada akun yang menyebarkan ujaran kebencian. Memang pabrik hoax ini menciptakan akun bayaran yang siap meluncurkan miss informasi,” katanya.
Reuben berpesan kepada masyarakat ketika mendapatkan informasi yang beredar di media massa untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Saat ini sudah banyak platform yang menyediakan mengecek kebenaran dari suatu informasi tersebut.
“Seperti berita di luar negeri hoax memenangkan salah satu paslon. Bisa di cek fakta di cekfakta.com,” katanya.
Selain itu masyarakat tidak perlu menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Jika ini sudah dilakukan maka masyarakat dinilai telah terliterasi digital.
“Ini perlunya literasi digital jangan asal posting di media sosial, mengenai data pribadi kita jangan berikan segampang itu kaya main game itu salah satu celah ya,” katanya.
Hoax Meningkat
Reuben mengatakan literasi digital ini harus idlakukan karena serangan cyber marak terutama di masa Pemilu 2019 ini. Serangan Cyber ini bisa melalui merusak sistem IT, operasi informasi dan perpaduan antara dua point tersebut.
“Serangan cyber dalam bentuk operasi cyber bergerak untuk merusak sistem IT dibagi tiga hacking, Lik persebaran data pribadi, Amphlify fase penyebaran. Kedua koperasi informasi ada penyebaran penyakit informasi mulai miss informasi, diss informasi hingga hoax,” katanya.
Ia menyebutkan hoax masih menjadi operasi cyber yang paling banyak ditemui di media sosial. Bahkan jumah hoax yang terproduksi dari bulan ke bulan julahnya semakin meningkat. Datanya menyebutkan hoax di era sekarang 92% disebarkan lewat media sosial.
“Terdapat 1224 hoax yang muncul dari Agustus 2018 sampai Maret 2019. Ini menunjukkan menyasar masayarakat,” katanya.
Ia meminta kepada masyarakat untuk waspada terutama yang bisa mengakses secara digital. Tidak terburu-buru mempercayai informasi yang beredar secara digital tersebut.
“Ada 175 hoax di Januari, lalu Februari sebanyak 353 dan 453 di Maret itu ada peningkatan dengan isu politik,” katanya.
Comments