STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Cacar monyet atau monkeypox membuat Singapura heboh setelah seorang pria asal Nigeria yang tiba di negara itu pada 28 April 2019, terbukti terinfeksi virus cacar air pada 8 Mei 2019. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini ditularkan dari hewan ke manusia.
Gejalanya hampir sama dengan cacar yang dialami manusia, tapi lebih ringan. Hal ini membuat negara tetangga termasuk Indonesia ketar ketir.
Mengantisipasi penyebaran penyakit cacar monyet atau Monkeypox asal Singapura, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru memasang alat pendeteksi panas atau thermal scanner.
Baca juga: Pancaroba, Hati-hati Flu Singapura!
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Pekanbaru Jaya Tahoma Sirait mengatakan alat pendeteksi panas itu sudah dipasang sejak Minggu (11/5/2019), akhir pekan lalu.
“Tim medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Pekanbaru sejak dua hari lalu sudah melakukan pengawasan terhadap penumpang yang datang dari Singapura dengan mengoperasikan thermal scanner, untuk antisipasi kasus cacar monyet,” katanya kepada Bisnis Selasa (14/5/2019).
Sejak dipasang, pihaknya belum menemukan adanya kasus cacar monyet yang diderita penumpang dari negara tetangga tersebut.
Sementara itu Kepala KKP Pekanbaru Sarifuddin Saragih mengatakan dalam tiap penerbangan Singapura-Pekanbaru yang hanya sekali sehari, jumlah penumpangnya sekitar 50-100 orang.
Baca juga: Penyakit Tak Dikenal Menyebar di Nigeria, Diduga Cacar Monyet
Pihaknya mengaku memasang alat pendeteksi panas sebagai bentuk kewaspadaan supaya penyakit cacat monyet tidak menyebar di wilayah tersebut.
Sebelumnya Diskes Riau juga sudah melakukan upaya antisipasi dan berkoordinasi dengan KKP. Sampai saat ini Diskes belum menerima laporan adanya masyarakat yang mengidap penyakit cacar monyet menyusul ditemukannya kasus tersebut pada 8 Mei 2019 lalu di Singapura.
Comments